Andalusia, sekarang populer dengan nama Spanyol, pernah dikuasai umat Islam. Meskipun setelah itu kekuasaan Islam di Andalusia tumbang karena banyak sebab. Cukup banyak ilmuwan dan ulama yang lahir pada saat Islam berkuasa di Andalusia. Sebut saja, Ibnu Hazm dan Ibnu Rusyd yang karya-karyanya masih dibaca sampai sekarang.
Selain itu, penguasa Islam di sana juga memberikan ruang selebar-lebarnya kepada perempuan untuk berekpresi, khususnya pada masa pemerintahan al-Hakam II. Sebagaimana diakui Prof. T.M. Hasbi Ashshiddieqy, al-Hakam II termasuk kepala negara yang lebih mementingkan ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu. Bahkan separuh dari kekayaannya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Pada masa pemerintahan al-Hakam II, banyak perempuan yang belajar sastra dan syair. Sehingga saat itu ada banyak perempuan yang mahir dalam bidang sastra dan syair. Di antara tokoh sastra pada waktu itu adalah:
Pertama, Lubna, dia seorang perempuan yang memiliki banyak keahlian. Dia menguasai ilmu nahwu, syair, dan ilmu hisab. Semasa hidupnya, Lubna lebih banyak bekerja di Istana. Karena kelihaiannya dalam tulis-menulis, dia dipercaya sebagai sekretaris khusus khalifah untuk menulis surat-surat yang bersifat pribadi.
Kedua, Fathimah, karya-karya yang ditulis oleh Fathimah banyak memikat hati para ulama. Terutama keindahan bahasanya saat menulis karya-karyanya.
Ketiga, Khadijah, perempuan yang satu ini sering ditugaskan untuk mengubah syair dan melagukannya.
Ketiga perempuan di atas memang tidak terlalu populer. Tetapi sejarah menunjukan, ketika Islam di Andalusia ada banyak tokoh perempuan yang lahir di sana. Perihal ini sebagaimana diungkap Prof. T. M. Hasbi dalam karyanya Lapangan Perjoangan Wanita Islam terbitan Menara Kudus