Tiga Keutamaan Puasa Menurut Hadis Nabi, Yang Ketiga Pahalanya Tak Terbatas

Tiga Keutamaan Puasa Menurut Hadis Nabi, Yang Ketiga Pahalanya Tak Terbatas

Setidaknya ada tiga keutamaan puasa Ramadhan. Salah satunya, pahalanya tidak kita temukan dalam ibadah-ibadah lain.

Tiga Keutamaan Puasa Menurut Hadis Nabi, Yang Ketiga Pahalanya Tak Terbatas
keutamaan puasa

Bulan Ramadhan selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satunya, keutamaan puasa.

Ramadhan di Indonesia tahun ini barangkali menjadi salah satu yang spesial, hal ini mengingat dua tahun terakhir umat Islam di Indonesia tidak bisa menggelar tradisi-tradisi dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan disebabkan adanya pembatasan kegiatan masyarakat selama masa pandemi.

Berbagai tradisi seperti Megengan di Jawa Timur, Munggahan di Jawa Barat, atau bahkan pawai obor, mendapatkan antusiasme yang begitu tinggi dari masyarakat, baik yang muda maupun tua. Terlepas dari adanya sebagian kelompok yang kontra (atau bahkan membid’ahkan) terhadap berbagai tradisi tersebut, pada dasarnya tujuan penyelenggaraannya adalah semata-mata sebagai bentuk rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk kembali bertemu dengan Ramadhan.

Bukan hal yang mengherankan apabila umat Islam begitu gembira akan kedatangan Ramadhan, keistimewaan yang terdapat di dalamnya tidak perlu diragukan lagi. Salah satu keistimewaannya adalah diwajibkannya berpuasa di bulan ini. Puasa itu sendiri merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan bagi yang mengerjakannya. Dalam kitab al-Jami’ al-Shahih karya Imam al-Bukhari (w. 256), pada bagian Kitabus Shiyam, terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA., bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

“Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang kalian sedang berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan melakukan perbuatan bodoh (tercela). Apabila seseorang mengajaknya berkelahi atau mencelanya, katakanlah: ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’ (dua kali). Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah Swt. daripada wangi minyak kasturi. (Allah Swt. berkata) ‘Ia rela meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untukKu dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Sedangkan kebaikan (selain puasa) dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.’”

Berdasarkan hadis tersebut, setidaknya ada tiga keutamaan puasa yang terkandung di dalamnya:

Pertama, puasa dapat membentengi seorang muslim dari kemaksiatan yang dapat menjerumuskannya ke dalam api neraka. Ibn Hajar al-‘Asqalani (w. 852 H) menjelaskan beberapa makna dari perisai yang terdapat dalam hadis tersebut. Sebagian ulama memaknai sebagai perisai yang melindungi orang yang berpuasa dari api neraka.” Sebagian lainnya menyebut sebagai perisai yang melindungi dari bahaya hawa nafsu. (Al-‘Asqalani, Fathul Bari, Jil. 5)

Kedua, bau mulut seseorang yang berpuasa lebih wangi daripada bau minyak kasturi. Secara zahir, bau mulut orang yang berpuasa mengeluarkan bau yang tak sedap. Berdasarkan penjelasan medis, hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar air liur yang dapat menjadi pembersih alami bagi mulut. Namun, siapa sangka, bau yang bagi manusia tak sedap justru melebihi wangi minyak kasturi di sisi Allah Swt. Memang keutamaan yang satu ini tidak didapatkan langsung di dunia, namun sudah cukup menjelaskan bahwa Allah begitu memuliakan orang yang berpuasa.

Ketiga, mendapat pahala yang tak terbatas. Pada bagian akhir hadis, Nabi menuturkan sebuah hadis Qudsi yang menjelaskan bahwa pahala puasa berbeda dengan pahala amal kebaikan pada umumnya. Jika pahala kebaikan dibalas dengan sepuluh hingga 700 kali lipatnya, maka pahala puasa tidak demikian, Allah sendiri yang akan menentukannya, sesuai dengan kadar.

Terkait hal ini, terdapat dua pendapat yang dinukil oleh Ibn Hajar ketika menjelaskannya. Pertama, puasa memiliki potensi paling minim dalam hal menyebabkan seseorang terjatuh dalam perilaku riya, karena hanya Allah yang mengetahui apakah seseorang benar-benar berpuasa atau tidak. Kedua, kesabaran orang berpuasa dalam menahan hawa nafsu, termasuk nafsu makan. Hal ini tentu tidak mudah, mengingat makan adalah kebutuhan pokok manusia. Sehingga orang berpuasa patut mendapatkan ganjaran yang lebih atas kesabarannya. (Al-‘Asqalani, Fathul Bari, Jil. 5)

Demikianlah beberapa keutamaan yang terdapat dalam ibadah puasa. Semoga kita semua menjadi lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah puasa, serta diberikan kemudahan oleh Allah SWT hingga penghujung Ramadhan nanti. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1443 H. (AN)