Tepatkah Neno Warisman Menyamakan Munajat 212 dengan Doa Nabi pada Perang Badar?

Tepatkah Neno Warisman Menyamakan Munajat 212 dengan Doa Nabi pada Perang Badar?

Tepatkah Neno Warisman Menyamakan Munajat 212 dengan Doa Nabi pada Perang Badar?

Puisi Neno Warisman di acara Munajat 212 pada 21 Februari 2019 di Monas kini viral dan menuai kontroversi. Di Youtube, pembacaan puisi yang berjudul sama dengan nama acaranya tersebut dapat ditonton dengan durasi sekira 11 menit.

Dalam salah satu penggalannya, Neno membacakan kalimat, “Dan menangkan kami, karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembahMu, ya Allah.” Kalimat inilah yang bermasalah alias menuai kontroversi.

Munajat artinya berdoa secara lirih. Berdoa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, dan hidayatNya. Untuk melakukannya, dituntut dengan cara yang baik dan beradab. Tidak semaunya dan tanpa tata krama. Nah, dalam kutipan puisi Neno di atas, elemen adab dan tata krama kepada Allah ini nyaris tidak ada. Doa tersebut disampaikan dengan berteriak, dan berisi rasa putus asa dan ancaman.

Lah ini, Gusti Allah kok diancam dan diultimatum? Bukankah ini kurang ajar namanya? Kalaupun Neno cs. tidak mau menyembah lagi gara-gara tidak menang (pilpres), Gusti Allah tidak masalah. Gusti Allah itu Maha Kuasa, tidak butuh disembah-sembah makhlukNya. Apalagi yang disertai pamrih alias tidak ikhlas.

Sepintas , doa dalam penggalan puisi Neno ini mirip dengan doa Rasulullah saw. tatkala Perang Badar pada 17 Ramadan 2 H. Dalam perang legendaris itu, pasukan Muslim yang berjumlah 313 orang, melawan pasukan Qurays, Mekkah yang berjumlah sekira 1.000 orang. Satu banding tiga! Sangat berat bagi pasukan Muslim. Tak heran kemudian Rasulullah saw. bermunajat kepada Allah agar bisa menang dan melanjutkan perjuangan syiar Islam.

Rasulullah pun berdoa: “Ya Allah Azza wa Jalla, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” [H.R. Muslim 3/1384 hadits no. 1763].

Kalimat terakhir dalam doa Rasulullah saw. ini menggambarkan konteks hidup-mati pasukan Muslim, karenanya Rasulullah saw. memohon doanya diijabah oleh Allah Azza wa Jalla. Dan kemudian, Allah Azza wa Jalla pun mengijabahinya. Pasukan Qurays berhasil dipukul mundur.  Kemenangan gemilang berhasil diraih oleh pasukan Muslim.

Baca artikel selengkapnya.