Suatu hari, Rasulullah SAW dibatasi ekonomi dan sosialnya oleh kaum kafir Quraisy. Harta yang dimiliki Sayyidah Khadijah habis tak tersisa. Rasulullah dan Sayyidah Khadijah kekurangan makanan dan minuman, bahkan seluruh keluarga besarnya di batasi seluruh gerak geriknya, dijauhi, dan terbatas untuk melakukan sesuatu. Bisa dikatakan Rasulullah mengalami resesi ekonomi dan sosial karena ulah kafir Quraisy. Keadaan tersebut berlangsung lama, kurang lebih 2 sampai 3 tahun. 10 ramadhan
Keadaan tersebut sangat mempengaruhi kesehatan Sayyidah Khadijah RA, kesehatan Sayyidah Khadijah terus menurun. Tubuhnya lemas dan kekhawatirannya kepada Rasulullah terus memenuhi hati dan fikirannya, sehingga menghambat kesehatan Sayyidah Khadijah saat itu.
Sebagaimana yang di uraikan Al-Imam As-Syekh Muhammad bin Musthofa Al-Ma’ruf dalam kitabnya Khatamun An-Nabiyyiin menjelaskan, saat keadaan tersebut yang dilakukan Sayyidah Khadijah hanyalah berdzikir kepada Allah, memohon ampunan, memohon rahmat dan keridhoan-Nya, serta memohon kepada Allah untuk mengosongkan hatinya dengan segala sesuatu yang berbau duniawi.
Sedangkan Rasulullah senantiasa mendampingi belahan jiwanya yang sedang terbaring sakit dengan cinta dan kasih sayangnya. Tak ada kalimat yang keluar dari lisan Rasulullah melainkan doa-doa yang beliau panjatkan untuk kesembuhan sang istri tercinta.
Sayyidah Khadijah memiliki firasat bahwa ajalnya telah dekat, Sayyidah Khadijah membuka matanya secara perlahan, dan melihat sang suami tercinta sedang memeluknya dengan kelembutan, kasih sayang, dan cintanya yang amat dalam. Matanya memandang sang suami yang sedang meneteskan air mata sambil mengucapkan doa untuk kesembuhannya dengan sangat khusyu’.
Pandangan mata Sayyidah Khadijah beralih pada putri tercintanya, Fatimah binti Muhammad. Mengalir deras air mata Sayyidah Fatimah melihat kondisi sang ibunda tercinta terbaring lemas tak berdaya di atas ranjang, tak tega rasanya hati Sayyidah Fatimah melihat situasi tersebut.
Perlahan-lahan, tangan lemas Sayyidah Khadijah menghampiri wajah putri tersayangnya dan menghapus linangan air mata yang mengalir di pipinya. Dengan cepat Sayyidah Fatimah memeluk erat ibunda dengan air mata yang terus berlinang. Tangisan dan doa keluarga dekat, kerabat, dan seluruh penduduk kota Mekkah mengalir deras untuk kesembuhan Sayyidah Khadijah. 10 ramadhan
Hingga akhirnya, Tepat di tanggal 10 bulan ramadhan tahun ke 10 kenabian, di usia 65 tahun, Sayyidah Khadijah menghembuskan nafas terakhirnya di hadapan Rasulullah, keluarga, serta orang-orang terdekatnya. Kesedihan sang suami sudah tak dapat dibendung lagi, kesedihan dan tangisan Rasulullah mengiringi kepergian Sayyidah Khadijah. Kematian Sayyidah Khadijah memberikan kesedihan yang amat sangat dalam di hati Rasulullah SAW, karena Sayyidah Khadijah merupakan separuh jiwanya.
Berita kematian tersebut bagai ‘petir menyambar’, mengagetkan seluruh warga kota Mekkah. Dengan cepat, kabar wafatnya Sayyidah Khadijah langsung tersebar di seluruh penjuru kota Mekkah. Penduduk Mekkah berbondong-bondong mendatangi rumah duka serta mengantarkan Sayyidah Khadijah ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Sayyidah Khadijah.
Rasulullah SAW turun langsung dalam proses pemakaman Sayyidah Khadijah dan beliau pula yang meletakkan jenazah sang istri ke dalam liang lahatnya. Segala doa-doa terbaik untuk sang istri tercinta selalu beliau ucapkan. Nampak jelas kesedihan di wajah Rasulullah SAW karena ditinggal sang istri tercinta, belahan jiwanya.
Segala kebaikan seluruh kota Mekah mengiringi wafatnya perempuan hebat yang dikenal di tanah suci itu. Walaupun Sayyidah Khadijah telah wafat, cinta dan kasih sayang Rasulullah SAW untuknya takkan pernnah tergantikan.
Khadijah binti Khuwailid yang dikenal dengan sebutan Sayyidah Khadijah. Sayyidah Khadijah merupakan sosok perempuan yang anggun, keibuan, nan cantik jelita. Beliau merupakan istri pertama Rasulullah Muhammad SAW yang amat beliau cintai, sekaligus sosok inspiratif muslimah di dunia. Sebelum datangnya wahyu, beliau adalah seorang pengusaha, mulia, kaya, lemah lembut, bijaksana, dan dermawan.
Kurang lebihnya 25 tahun Sayyidah Khadijah dan Rasulullah SAW hidup berdampingan, suka duka mereka lalui bersama. Tak sedetikpun Sayyidah Khadijah berpaling dari Rasulullah. segala sesuatu yang dimiliki Sayyidah Khadijah dipersembahkan seluruhnya untuk membantu suami tercinta dalam dakwahnya. (AN)
Wallahu a’lam bisshowab.
Baca juga artikel lain tentang Sirah Nabawiyah.