Takmir Masjid Se-DKI Tolak Politisasi dan Kampanye di Mimbar Masjid

Takmir Masjid Se-DKI Tolak Politisasi dan Kampanye di Mimbar Masjid

Masjid di DKI Jakarta berkomitmen menolak politisasi masjid

Takmir Masjid Se-DKI Tolak Politisasi dan Kampanye di Mimbar Masjid
Masjid digunakan sebagai aksi politik, bukan sekadar ibadah. Apalagi kampanye politik semata. Bolehkah? Photo by BBC

Para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-DKI Jakarta yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta mendeklarasikan penolakan terhadap politisasi masjid, Kamis (14/3).

Deklarasi yang dikemas dalam acara Halaqah Kemasjidan bertema “Pengarusutamaan Masjid Sebagai Sarana Menyebar Kesejukan, Perdamaian, dan Islam Rahmatan lil ‘Alamin” ini juga dihadiri oleh KH. Masdar Farid Mas’udi selaku Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), KH. Masduki Baidlawi selaku Ketua Bidang Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI, M. Najih Arromadloni selaku akademisi UIN Jakarta, dan Dr. Khairul Huda sekretaris mewakili Menteri Agama.

Ketua Panitia, Ahmad Faizi, menerangkan bahwa acara ini diinisiasi merespon keresahan masyarakat, karena sebagian masjid di DKI, mengalami malfungsi, masjid yang semestinya menjadi pusat ketakwaan, akhir-akhir ini mimbarnya disalahgunakan sebagai panggung kampanye. Masjid yang suci dan seharusnya mempunyai peran pemersatu pun terkotori oleh caci maki, fitnah, sesat-menyesatkan, dan saling menjatuhkan. “Polarisasi dan perpecahan menjadi tak terelakkan”, tegasnya.

Selain menolak politisasi masjid, dalam deklarasi tersebut, ratusan pengurus DKM yang hadir juga menyatakan bahwa mereka berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, dakwah, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman, sebagai bentuk pemakmuran masjid dan pemberdayaan umat.