Takbir Neno Warisman Akibat Salah Memahami Tasbih Fatimah Az-Zahra

Takbir Neno Warisman Akibat Salah Memahami Tasbih Fatimah Az-Zahra

Takbir Neno Warisman Akibat Salah Memahami Tasbih Fatimah Az-Zahra
pinters.com

Lagi-lagi Neno Warisman melakukan amalan yang kontroversial. Dia mengajak bertakbir kepada sesama pendukung Capres-Cawapres no. 2 untuk meluapkan rasa “gembira” dan “menang”.

Dalam kitab-kitab fiqh ibadah, bacaan takbir (tasbih, tahmid, takbir dan tahlil) seperti diserukan Neno Warisman disunnahkan pada waktu-waktu tertentu. Yaitu: (1) semenjak pergantian hari terakhir bulan Ramadhan dengan awal malam bulan Syawal, sampai berdirinya khatib pada saat shalat Idul Fitri. (2) sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, menurut pendapat sebagian ulama Mazhab Hambali. (3) mulai tanggal 9 Dzulhijjah, lebaran haji/qurban sampai tanggal 13 Dzulhijjah, menurut mayoritas ulama.

Ada juga khusus bacaan takbir yang dianjurkan dibaca pada saat dalam perjalanan dan ada hambatan. Bacaannya boleh: الله اكبر، atau ايبون-تاءبون- حامدون. Selebihnya, di luar waktu-waktu tersebut tidak dianjurkan. Terkecuali amalan itu dibaca seperti bacaan zikir sesudah shalat fardhu, yaitu: 33 x Tasbih, 33 x tahmid, 33 x takbir, dan 33 x tahlil.

Alamiah zikir ini disepakati semua ulama. Bahkan dalam riwaya-riwayat yang bersumber dari Mazhab Syiah, amalan zikir ini secara khusus disebut sebagai “Tasbih Fatimah Az-Zahra”.

«أرسل بعض ملوك العجم عبيداً إلى رسول الله وقال لفاطمة: “اذهبي إلى رسول الله واسأليه أن يعطينا خادماً ليساعدك في أعمال المنزل” . فذهبت فاطمة إلى الرسول، فقال رسول الله : “يا فاطمة ، أُُعطيك ما هو خير لك من خادم، ومن الدنيا بما فيها: تكبرين اللَّه بعد كل صلاة أربعاً وثلاثين تكبيرة، وتحمدين الله ثلاثاً وثلاثين تحميدة، وتسبحين اللَّه ثلاثاً وثلاثين تسبيحة، ثم تختمين ذلك ب(لا إله إلا اللَّه)، وذلك خير لك من الذي أردتِ ومن الدنيا وما فيها” ، فلزمت صلوات اللَّه عليها هذا التسبيح بعد كل صلاة، ونُسب إليها».

Dalam sebuah riwayat disebutkan: sekelompok pemimpin non Arab mengutus seorang ahli ibadah bertemu Fathimah agar menyampaikan pesan kepada Rasulullah. Lalu orang itu berpesan kepada Fatimah:

“Datanglah kepada Rasulullah dan mintakan ke beliau seorang pelayan agar membantumu mengerjakan pekerjaan rumah!” Kata laki-laki itu. Fatimah kemudian menjumpai Nabi dan menyampaikan pesan yang harus disampaikan kepadanya.

Mendengar perkataan Fatimah, Nabi Muhammad menjawab: “Maukah kamu saya beri amalan yang lebih baik daripada kamu punya pembantu, dan lebih utama dari isi dunia? Bacalah takbir 34x sesudah shalat, lalu lanjutkan dengan tahmid 33x, tasbih 33x, dan tutuplah dengan bacaan tahlil. Itulah amalan yang lebih baik daripada dunia beserta isinya.”

Amalan ini dibiasakan oleh Fatimah setiap selesai salat. Makanya amalan ini dinisbahkan kepadanya menjadi amalan “Tasbih Fatimah”. Menurut ulama Syiah, tasbih Fatimah lebih baik dilakukan pada 4 waktu: (1) sesudah mengerjakan shalat fardhu. (2) ketika hendak berbaring di atas tempat tidur. (3) ketika memulai aktivitas di pagi hari, dan (4) untuk mengusir rasa was-was akibat godaan syetan.

Jika “takbir Neno Warisman” bertujuan ingin mengikuti “tasbih Fatimah”, maka alangkah naifnya! Bukan saja keliru dalam penempatan waktunya, tapi juga mengecilkan keutamaan amalan putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra.

Amalan Fatimah Az-Zahra adalah bentuk motivasi Rasulullah kepada putranya selaku ibu rumah tangga yang melayani suami dan putra-putrinya tanpa asisten rumah tangga. Jangan remehkan peran domestik rumah tangga! Sebab Tasbih ibu rumah tangga diganjar Allah dengan pahala yang lebih baik daripada dunia beserta isinya.

Itulah makna Tasbih Fatimah. Sementara Takbirnya Neno Warisman rasanya mengecilkan arti zikir dan doa.