Tafsir Surat Yasin Ayat 32: Pada Akhirnya Semua Akan Kembali

Tafsir Surat Yasin Ayat 32: Pada Akhirnya Semua Akan Kembali

Tafsir Surat Yasin Ayat 32: Pada Akhirnya Semua Akan Kembali
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Pada artikel sebelumnya kita telah mengulas seputar bagaimana semestinya umat Nabi Muhammad SAW mengambil pelajaran dari kisah umat terdahulu. Pada ayat ini Allah SWT hendak menegaskan kembali bahwa setiap makhluk-Nya kelak akan kembali kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ

Wa in kullun lammaa jamii’un ladaynaa muhdharuun.

Artinya:

Tidaklah mereka semua (baik yang telah mati maupun yang hidup) kecuali (akan) dikumpulkan kepada Kami (di padang Mahsyar), lagi dihadirkan (untuk diminta pertanggungjawaban serta menerima balasan). (QS: Yasin ayat 32)

Berdasarkan riwayat dari Basyar dari Yazid dari Sa’id dari Qatadah, Ibnu Jarir al-Thabari menjelaskan bahwa penduduk dari periode Habib yang telah dibinasakan maupun yang tidak dibinasakan, semuanya pada akhir periode kehidupan manusia akan dihadirkan di Hari Kiamat.

Menurut al-Thabari, kata lammaa dari ayat ini dapat dibaca dalam dua versi berdasarkan qiraat yang berbeda. Berdasarkan qiraat dari wilayah Madinah dan Bashrah kata ini dibaca ringan (takhfif) dalam arti tidak menggunakan tasydid jadi dibaca lamaa bermakna “tidaklah setiap dari seluruh makhluk yang ada disisi Kami, pasti akan dihadirkan (wa in kullun li jami’in ladaynaa muhdharuun).” Qiraat dari wilayah Kufah sebagaimana membacanya sebagaimana kita baca yaitu memakai tasydid (lammaa) bermakna illaa istitsna (kecuali) dengan arti sebagaimana kita pahami dalam terjemah al-Quran kita.

Semua makhluk-Nya, bagi Imam Qusyairi, berada dalam genggaman takdir-Nya. Oleh karena itu, tidak akan ada yang luput dari ketentuan bahwa pada akhirnya akan mati dan kembali. Tidak ada seorang pun bagi mereka (para pembangkang) penolong dan tidak pula pemberi syafaat.

Menurut al-Zamakhsyari kata jami’ pada ayat ini bermakna ihathah artinya menyeluruh, mencakuup segala sesuatu tanpa kecuali. Kata jami’ juga berarti ijtima’ yang artinya kumpul. Seluruh makhluk ini pada waktunya akan berkumpul di padang mahsyar. Dijelaskan pula bahwa yang berkumpul adalah seluruh makhluk hidup (hayyun).

Bagi Fakhruddin al-Razi ayat 32 ini masih berkaitan erat dengan ayat sebelumnya. Ayat ini hendak menegaskan bahwa setelah para penduduk yang diceritakan ini dihancurkan, Allah SWT tidak membiarkannya begitu saja (ahlakahu wa tarakahu). Akan tetapi kemudian mereka akan dikumpulkan, diperhitungkan amalnya, dan kelak akan mendapatkan siksa di akhirat akibat dari perbuatan mereka.

Dalam tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa kata muhdharun (dihadirkan) tidak berarti seluruh makhluk berkumpul pada waktu yang berbeda maupun tempat yang berlainan. Akan tetapi ayat ini menegaskan bahwa setiap makhluk akan berkumpul di tempat yang sama dan waktu yang sama pula. Kata muhdharun yang diambil dari kata ihdhar, menurut Ibnu ‘Asyur sama seperti yang diterangkan Fakhruddin al-Razi, bahwa mereka tidak sekedar dikumpulkan, tetapi juga akan dihisab, mendapatkan balasan dan siksa sesuai dengan apa yang telah diperbuat sewaktu masih hidup.

Quraish Shihab menerangkan bahwa setelah ayat-ayat yang lalu mengajak para pendurhaka memerhatikan kebinasaan generasi terdahulu dan tidak dapat kembali lagi, ayat ini ditujukan kepada semua pihak bahwa tidaklah mereka semua, baik yang telah mati maupun yang hidup sekarang, akan dikumpulkan di padang Mahsyar untuk diminta pertanggung jawaban serta menerima ganjaran dan pahala. Ayat di atas berarti pula semua manusia dan semua generasi tidak akan luput dari pengumpulan. Mereka dihimpun dalam waktu yang sama dan di tempat yang sama.