Tafsir Surat al-Rahman: Jenis-Jenis Bidadari dan Keindahan Surga

Tafsir Surat al-Rahman: Jenis-Jenis Bidadari dan Keindahan Surga

Tafsir surat al-Rahman kali ini menjelaskan jenis-jenis bidadari yang ada dalam surga.

Tafsir Surat al-Rahman: Jenis-Jenis Bidadari dan Keindahan Surga

Mari kita buka surat al-Rahman dan mengurai ada empat surga (dua di tingkat atas dan dua di tingkat bawah) lengkap dengan perbedaan jenis bidadari dan mata air di kedua tingkatan surga tersebut. Kita mulai dengan Surat al-Rahman ayat 46 dan 62.

[46] Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.

[62] Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.

Ibn Katsir menjelaskan bahwa dua jenis surga yang pertama terbuat dari emas dan disediakan untuk mereka yang tergolong kelompok muqarrabin, sedangkan dua jenis surga berikutnya dibuat dari perak dan disediakan untuk kelompok ashabul yamin (lihat surat al-Waqi’ah untuk memahami deskripsi dan perbedaan antara muqarrabin dan ashabul yamin). Dua jenis surga yang disebut pertama lebih tinggi statusnya ketimbang dua jenis surga berikutnya.

Jenis bidadari di dua tingkatan surga ini juga berbeda. Qasiratut Tarf (ayat 56) akan ditempatkan pada surga jenis pertama, sedangkan Khayratun Hisan (ayat 70) menunggui surga jenis kedua. Apa perbedaan kedua bidadari ini?

Bidadari Qasiratut Tarf ini juga disebutkan dalam ayat lain: “Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya (qasiratut tarf) dan jeli matanya, seakan-akan mereka adalah telur burung unta yang tersimpan dengan baik.” (ash-Shaffat: 48—49).

Mereka dideskripsikan bagaikan perempuan yang menjaga kehormatan diri. Mereka tidak memandang lelaki selain suami mereka. Demikian kata Ibnu Abbas, Mujahid, Zaid bin Aslam, Qatadah, as-Suddi, dan selainnya.

Mata mereka bagus, indah, lebar, dan berbinar-binar. Tubuh mereka bersih dan indah dengan kulit yang bagus. Ibnu Abbas berkata, “Mereka ibarat mutiara yang tersimpan.”

Dalam Tafsir Ibn Katsir diriwayatkan, seseorang dari bidadari-bidadari itu berkata kepada suaminya, “Demi Allah, aku belum pernah melihat sesuatu pun yang lebih indah dan lebih tampan selain dari engkau, dan tiada sesuatu pun di dalam surga ini yang lebih kucintai selain dari engkau. Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dirimu untukku dan menjadikan diriku untukmu.”

Jadi meski kita kurang tampan di dunia, tapi bagi qasiratut tarf kita lah yang paling tampan karena mereka belum pernah melihat cowok lain, hehhehe…

Lantas bagaimana dengan jenis bidadari di kedua surga yang di bawah, yang disebut dengan Khayratun Hisan?

Menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik di dalam surga. Menurut pendapat yang lain, khayrat adalah bentuk jamak dari khayrah artinya wanita yang saleh, baik akhlaknya serta cantik rupanya.

Telah diriwayatkan pula secara marfu’ dari Ummu Salamah yang antara lain menyebutkan bahwa bidadari-bidadari itu bernyanyi seraya mengatakan, “Kami adalah wanita-wanita yang baik-baik lagi cantik-cantik, kami diciptakan untuk suami-suami yang mulia.” Sudah cakep, jago nyanyi juga. Bintang Korea juga kalah deh 🙂

Karena itulah maka ada sebagian ulama yang membacanya dengan bacaan memakai tasydid pada lafaz ya-nya, hingga menjadi khayyiratun, bukan khayratun. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 70-71). Berbeda dengan jenis Qasiratut Tarf, bidadari jenis Khayratun Hisan ini hanya sekali disebutkan dalam al-Qur’an, yaitu dalam surat al-Rahman ini.

Pada surga jenis pertama terdapat dua buah mata air yg berbeda (ayat 50). Zamakhsari dalam Tafsir al-Kasyaf menyebutkan nama keduanya yaitu tasnim (lihat deskripisnya dalam QS 83:22-27) dan salsabil (dideskripsikan dalam QS 76:17-18).

Pada surga jenis kedua ternyata juga terdapat dua mata air yg memancar (ayat 66). kalau dua mata air pada surga jenis pertama disebut “mengalir”, sedangkan mata air pada surga tingkatan yg lebih rendah disebut “memancar”. Menurut Ibn Abbas, yang mengalir itu lebih kuat dari memancar.

Demikianlah kawan, kenikmatan yang telah Allah janjikan di kampung akherat nanti. Semoga Allah berkenan memasukkan kita ke dalam surga-Nya, syukur-syukur bisa termasuk kelompok muqarrabin dan menempati dua surga jenis pertama, kalau meleset, ya paling tidak surga jenis kedua deh. Gak dapat Qasiratut Tarf, yah minimal ditemani sama Khayratun Hisan deh 🙂

 

Nadirsyah Hosen
Monash Law School