Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 71-73: Nabi Khidir Merusak Perahu, Nabi Musa Protes

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 71-73: Nabi Khidir Merusak Perahu, Nabi Musa Protes

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 71-73: Nabi Khidir Merusak Perahu, Nabi Musa Protes
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Ada tiga hal yang diuji oleh Nabi Khidir pada Nabi Musa. Semua ujian itu secara zahir terasa janggal, tidak masuk akal, dan mencelakakan orang lain. Dari tiga ujian peristiwa yang dilakukan Nabi Khidir, ternyata Nabi Musa tidak lulus. Untuk ujian yang pertama, Allah menceritakan demikian. Allah SWT berfirman:

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا () قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا () قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِى بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِى مِنْ أَمْرِى عُسْرًا

Fantholaqo hatta idza rokiba fis safinati khoroqoha. Qola akhoroqtaha li tughriqo ahlaha la qod ji’ta syai’an imro () qola alam aqul innaka lan tastathi‘a ma‘iya shobro () Qola la tu’akhidzni bima nasitu wa la turhiqni min amri ‘usro 

Artinya:

“Keduanya berjalan, sampai (sudah berjalan) menaiki perahu, ia (Khidir) membolonginya. Musa protes, “Kok kenapa Anda bolongi perahu itu, bukankah nanti itu bisa menenggelamkan para penumpang, wahai tuan Khidir? “Wah, Anda ini benar-benar sudah melakukan kesalahan besar, Saya bilang apa, Anda itu tidak akan sabar (belajar) bersama saya, Musa,” kata Khidir.  Musa (pun) memohon (pada Khidir), ‘Tolong jangan hukum aku karena aku lupa, jangan bebani aku dengan hal berat yang sulit.'” (QS: Al-Kahfi Ayat 71-73) 

Ujian pertama yang diterima Nabi Musa adalah peristiwa Nabi Khidir yang secara mendadak merusak perahu. Diceritakan bahwa keduanya berjalan menyusuri pantai, dan menaiki sebuah perahu. Namun, di pertengahan perjalanan, tiba-tiba Nabi Khidir mengambil kampak lalu merusak bagian dari kapal tersebut. Walaupun secara faktual, menurut Ibnu ‘Asyur dalam al-Tahrir wat Tanwir, kapal ini tidak sampai tenggelam hingga menewaskan penumpangnya. Akan tetapi, Nabi Musa protes atas tindakan aneh Nabi Khidir tersebut.

“Kok kenapa Anda bolongi perahu itu, bukankah nanti itu bisa menenggelamkan para penumpang, wahai tuan Khidir?! Wah, Anda ini benar-benar sudah melakukan kesalahan besar,” begitu protes Musa yang diceritakan dalam ayat-ayat di atas.

Menurut Imam al-Qurthubi dalam al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an sebagaimana riwayat Ibnu Abbas, Nabi Musa itu bergumam di dalam hatinya saat Nabi Khidir mengampak perahu tersebut, “Kalau tahu begini, saya enggak mau belajar pada lelaki ini. Saya itu kan di kelompok Bani Israil selalu membacakan kitab Allah pada mereka pagi hingga malam, dan mereka mengikuti saya. Untuk apa saya ikut lelaki aneh ini?!”

Ternyata gumaman Nabi Musa di dalam hati itu diketahui oleh Nabi Khidir karena ia memiliki ilmu ladunni yang diberikan oleh Allah. Nabi Musa pun kaget dan mengiyakan. “Saya bilang apa, Anda itu tidak akan sabar (belajar) bersama saya, Musa,” kata Khidir.

Nabi Musa pun meminta maaf pada Nabi Khidir karena telah merasa lebih pintar dan lancang. Padahal sejak awal sudah disyaratkan oleh Nabi Khidir, jika Nabi Musa ingin belajar padanya itu tidak boleh protes.

Usut punya usut, ternyata ada perompak yang menghadang perahu yang dinaiki Nabi Musa dan Nabi Khidir beserta masyarakat. Daripada mereka dibegal, lebih baik perahu itu dirusak agar menepi terlebih dahulu sampai perompak itu pergi.