Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 42-43: Azab Turun Karena Sombong Terhadap Orang Miskin

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 42-43: Azab Turun Karena Sombong Terhadap Orang Miskin

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 42-43: Azab Turun Karena Sombong Terhadap Orang Miskin
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Ramalan dan nasihat orang mukmin fakir yang terhadap saudaranya yang kaya lagi sombong pada akhirnya terbukti di kemudian hari. Dan, si kafir itu menyesal atas kesombongan yang dimilikinya karena memiliki harta berlimpah. Akan tetapi, harta itu ternyata hancur tanpa diduga. Allah SWT berfirman:

وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلى مَا أَنْفَقَ فِيها وَهِيَ خاوِيَةٌ عَلى عُرُوشِها وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَداً () وَلَمْ تَكُنْ لَهُ فِئَةٌ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَما كانَ مُنْتَصِراً

Wa uhitho bi tsamarihi fa ashbaha yuqollibu kaffaihi ‘ala ma anfaqo fiha wa hiya khowiyatun ‘ala ‘urusyiha wa yaqulu ya laitani lam usyrik bi robbi ahada (42) wa lam takul lahu fi’atuy yanshurunahu min dunillahi wa ma kana muntashiro (43)

Artinya:

“Harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia menujukkan penyesalan atas apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya sambil menyesali,”Duh, coba aku dulu tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.” Tak ada segolongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan ia pun tak akan dapat membela diri.” (QS: Al-Kahfi Ayat 42-43)

Nasihat Yahudza yang mukmin pada ayat-ayat sebelumnya mengenai kerusakan perkebunan yang dimiliki Barakus yang kafir itu terjadi. Menurut Ibnu ‘Asyur dalam at-Tahrir wat Tanwir, Yahudza diberi ilham langsung oleh Allah untuk mengetahui hal-hal gaib terkait malapetaka di dunia yang akan diterima saudaranya yang kafir lagi sombong. Faktanya, sebagaimana disebutkan dalam dua ayat ini, perkebunan lelaki kafir itu pun hancur dan ia pun menyesal.

Menurut Ibnu ‘Asyur, ayat yuqallibu kaffaihi yang secara literal bermakna ‘membolak-balikkan kedua telapangan tangannya’ itu mendandakan akan sebuah penyesalan. Ia sudah mengeluarkan modal banyak untuk mengurus perkebunannya agar mendapatkan hasil panen yang bagus, tapi ia malah mendapatkan sebaliknya. Kerugian besar.

Mengapa perkebunannya hancur? Menurut Ibnu ‘Asyur ini bukan semata karena kekufurannya, tapi ia merendahkan orang mukmin yang tak berpunya. Ia merasa kaya dan sombong. Nah, ayat ini menyindir dan mengingatkan orang-orang musyrik yang ingin menyingkirkan orang-orang fakir yang sering hadir di majlis Nabi. Orang-orang musyrik berkeinginan hadir di majlis Nabi, akan tetapi tanpa orang-orang miskin di sekeliling Nabi.

Menurut Imam al-Razi dalam Tafsir Mafatihil Ghaib, penyesalan orang kafir di atas percuma karena ia ingin bertauhid setelah menyesal hartanya hilang. Mengapa percuma? Ini karena dia ingin bertauhid berniat agar hartanya tidak musnah. Artinya, ia masih menyekutukan Allah dan harta yang dimilikinya tersebut. Padahal bukan harta yang menolongnya, tapi Allah lah yang sejatinya memberikan pertolongan pada setiap hamba-Nya.