Dalam syair Sholeh bin Ali al-Hamid untuk kemerdekaan Indonesia, terdapat pengakuan akan keindahan negara Indonesia. Dia melambangkan bahwa Indonesia adalah sebuah surga dunia.
Kita semua tahu, bahwa tidaklah mudah bagi para pahlawan dan nenek moyang kita untuk merebut kemerdekaan negara kita ini. Beratus-ratus tahun lamanya negara kita dijajah, beratus-ratus tahun pula para pahlawan dan nenek moyang kita berjuang dengan darah. Semata-mata hanya untuk memperjuangkan kemerdekaan negara kita, Indonesia.
17 Agustus 1945 tepatnya, kala Soekarno dengan lantang membacakan teks proklamasi kemerdekaan, tanda bahwa secara resmi bangsa dan negara kita telah merdeka. Semua perjuangan serta pengorbanan para pahlawan dan nenek moyang kita tidak bisa hanya dipandang sebelah mata. Perjuangan yang hingga menggoreskan luka meneteskan darah, mengorbankan jiwa dan raga, semua itu tidak boleh kita lupakan dan sudah sepantasnya pula untuk kita kenang.
Sholeh bin Ali Alhamid saja yang seorang berkebangsaan Yaman, ikut serta mengenang kemerdekaan Indonesia dengan menyusun sebuah qasidah khusus yang berjudul Indonesia. Sholeh ini adalah salah satu tokoh besar penyair Arab dan penyair Mahjar, yaitu penyair diaspora. Selain penyair beliau juga seorang muaarikh (ahli sejarah) serta seorang ulama yang alim.
Qasidah yang ditulis tepat pada tanggal 17 Agustus ini memang sengaja dia buat untuk mengenang kemerdekaan Indonesia, keseluruhan bait dalam qoshidah ini berjumlah 50 bait dan termaktub dalam diwannya yang berjudul Rihlah Jawa al-Jamilah.
Berikut ini adalah beberapa bait dari Qoshidah Indonesia yang ditulis oleh Sholeh bin Ali Alhamid;
يا بلادا فخر الشرق بها # صاغها الخالق في الدنيا جنانا
أمر البـارىء إذا أبرزها # كل حسن ليكن فيها فكانا
في رياض ومـياه وربي # وجبال تلهم الشعر افتنانا
لا تلوموني إذا مجـدتها # إن لي بين رباها الخضر شانا
لي من تلك المجالي والرؤى # ملهم يلهم روحي والجنسانا !
حي إندونيسيا يا قلـمي # وأروها عني أشعاري الحسانا
أعل ذكراها ومجد عيدها # لاتدع شأواً ولا تجذب عنانا
دولة ناهضة خطت لهـا # من معالي دول الدنيا مكانا
وثبت واعتزمت ثم سمـت # وامتطت في طلب المجد العنانا
وإذا الشعب مضي متحداً # قرب النائي له والصعب هانا !
وإذا ما انشعبت غـاياته # ذهب السّعي شقاقاً ولعانا !
Wahai negeri kebanggaan orang-orang timur, yang diciptakan Tuhan sebagai surga dunia
Ciptaan Tuhan yang jika dinampakan keindahannya niscaya semuanya akan terungkap
Semua hal yang memberikan inspirasi puitis di setiap taman-taman, air-air, bukit-bukit, gunung-gunung
Jangan hujat aku jika aku memuliakanya, karena sudah menjadi tanggung jawabku dengan Tuhan jika ada yang merusaknya
Semua keindahan dan pemandangan itu menggerakan jiwa serta ragaku
Jayalah Indonesia, goreskanlah wahai penaku tentang perasaan-perasaanku yang bahagia
Kenanglah, muliakanlah hari kemerdekaannya, teruslah jaga cita-cita luhurnya!
Negara yang bangkit yang ditakdirkan sebagai negara yang luhur di dunia
Tetaplah teguh lalu terbanglah dan raihlah kehormatan mulia
Ketika bangsa sudah bersatu, maka yang jauh kan jadi dekat dan yang susah kan jadi mudah
Dan ketika cita-cita sudah menjadi teguh, maka segala perselisihan dan penderitaan bisa disingkirkan
Pada syair di atas, terdapat pengakuan Sholeh akan keindahan negara Indonesia ini. Dia melambangkan bahwa Indonesia adalah sebuah surga dunia, karena betapa indahnya dan betapa menawannya pemandangan yang ada di negara kita ini. Selain pengakuannya akan keindahan Indonesia, dia juga menyebutkan bahwa semua keindahan ini sudah sepatutnya untuk dimuliakan serta dijaga agar tidak rusak. Karena hal ini merupakan anugerah yang agung dari-Nya Sang Maha Pencipta.
Kemudian pada bait-bait selanjutnya dia juga berpesan di dalam syairnya agar kita senantiasa mengenang sejarah kemerdekaan negeri ini. Bukan hanya sekedar mengenang saja namun tidak melakukan apa apa, tapi juga agar senantiasa memuliakannya dan menjaga martabat nama baiknya, serta selalu berusaha menjaga dan mewujudkan cita-cita luhurnya.
Tak kalah pentingnya juga, dia berpesan pada bait selanjutnya agar kita semua selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Karena dengan persatuan dan kesatuan, bangsa kita akan menjadi bangsa yang teguh dan kuat, yang tidak akan bisa dipecah belahkan oleh siapapun. Tentunya bangsa dan negara kita ini akan menjadi bangsa dan negara yang jaya.
Dari syair ini pula kita mendapat sebuah pelajar. Malu rasanya kita apabila tidak memiliki rasa nasionalisme. Bayangkan saja, sosok Sholeh bin Ali Alhamid yang notabennya bukan pribumi asli saja sebegitu bermetafor dalam memuji Indonesia. Harusnya kita, yang selaku putra bangsa asli Indonesia tak boleh kalah bernasinonalis dengan mereka. Hidup Indonesiaku, Indonesia kita, jayalah selalu! (AN)