Shalat malam adalah shalat yang sangat istimewa. Satu-satunya shalat sunnah yang perintahnya langsung disebutkan dalam Al-Qur’an disertai dengan keutamaannya. Meskipun demikian, tidak semua insan bisa langsung menunaikannya. Berhasrat untuk shalat malam banyak orang melakukannya, namun kenapa untuk bangun dan melaksanakannya itu hanya planning belaka?
Dalam kitab Tanbihul Mughtarrin, shalat malam disebut sebagai sebuah penghormatan. Seperti hal lain pada umumnya, sebuah penghormatan hanya diberikan kepada orang-orang pilihan dan orang yang memenuhi kriteria. Begitupun dengan shalat malam, shalat malam hanya bisa dilakukan untuk orang-orang yang mengisi siang harinya dengan kebaikan, tidak dengan kemaksiatan. Sebab orang yang melakukan kemaksiatan di siang hari belum layak mendapatkan peghormatan di malam hari. seperti itulah ilustrasi yang mudah dari apa yang diungkpakan oleh Ibrahim bin Adzham. Redaksi dalam kitab Tanbihul Mughtarrin adalah sebagai berikut:
وقال رجل لإبراهيم بن أدهم : أني لا أقدر على قيام الليل فصف لي دواء؟ فقال له لا تعصيه با النهار وهو يقيمك بين يديه في الليل فإن وقومك بين يديه فيالليل من أعظم الشرف والعاصي لا يستحق ذالك
Seseorang bertanya kepada Ibrahim bin Adham “saya berat sekali melakukan shalat malam, bagaimana mengobatinya?” beliau menjawab “berdiri, rukuk, dan sujud di malam hari di hadapan-Nya adalah sebuah kehormatan , dan orang yang banyak dosa di siang hari tak layak memperoleh kehormatan tersebut”
Mengapa orang yang banyak dosa di siang hari tak layak memperoleh kehormatan yang disebutkan di atas? atau kenapa orang yang banyak dosa di siang hari berat sekali untuk melaksanakan shalat malam? Sebab setiap larangan memiliki konsekuensi atau akibat yang akan ditanggung oleh pelakunya, begitu pun kemaksiatan. Imam al-Harits al-Muhasibi memperingati kita dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidîn:
وَاعْلَمْ يَا أَخِي أَنَّ الذُّنُوْبَ تُوْرِثُ الْغَفْلَةَ وَالْغَفْلَةُ تُوْرِثُ الْقَسْوَةَ وَالْقَسْوَةُ تُوْرِثُ الْبُعْدَ مِنَ اللهِ وَالْبُعْدُ مِنَ اللهِ يُوْرِثُ النَّارَ وَإِنَمَا يَتَفَكَّرُ فِي هَذِهِ الأَحْيَاءُ وَأَمَّا الأَمْوَاتُ فَقَد أمَاتَوْا أَنْفُسَهُمْ بِحُبِّ الدُّنْيَا
“Ketauhuilah wahai saudaraku, bahwa dosa-dosa mengakibatkan kelalaian, dan kelalaian mengakibatkan keras (hati), dan keras hati mengakibatkan jauhnya (diri) dari Allah, dan jauh dari Allah mengakibatkan siksaan di neraka. Hanya saja yang memikirkan ini adalah orang-orang yang hidup, adapun orang-orang yang telah mati, sungguh mereka telah mematikan diri mereka dengan mencintai dunia”
Dengan demikian, obat agar mudah dan tidak berat melaksanakan shalat malam adalah tidak mengisi siang hari dengan berbagai kemaksiatan atau perbuatan dosa yang mengakibatkan lalai, keras hati, dan juga jauh dari Allah. Dengan tidak memperbanyak dosa di siang hari, maka akan ada penghormatan yang akan tiba di malam hari, yaitu shalat malam.
Selengkapnya, klik di sini