Survei PPIM: Guru Perempuan Lebih Intoleran daripada Guru Laki-Laki

Survei PPIM: Guru Perempuan Lebih Intoleran daripada Guru Laki-Laki

Hasil survei PPIM terhadap guru se Indonesia menunjukkan bahwa guru perempuan lebih intoleran daripada guru laki-laki.

Survei PPIM: Guru Perempuan Lebih Intoleran daripada Guru Laki-Laki

Hasil survei PPIM UIN Jakarta menunjukkan bahwa guru perempuan lebih intoleran daripada guru laki-laki. Survei ini dilakukan pada guru TK/TPA hingga SMA/MA, dengan jumlah sample sebanyak 2.237 orang guru.

Saiful Umam, Ph.D, Direktur PPIM UIN Jakarta dalam Launching Survei PPIM dan Convey di La Meridien Jakarta (16/10), menyampaikan bahwa hal ini diketahui melalui kuisioner dan Implisit Association Test (IAT).

Dari hasil tersebut, guru perempuan mendapatkan nilai M=46,53, sedangkan para guru laki-laki mendapatkan M=48.05.

Survei tersebut juga menemukan bahwa guru perempuan memiliki opini dan intensi aksi yang lebih tinggi dari pada guru laki-laki, dengan nilai M=48,08 banding M=55,1.

“Semakin sedikit M-nya, maka akan semakin tinggi intoleransinya. Hasil tersebut adalah akumulasi dari seluruh guru laki-laki dan perempuan yang menjadi objek survei,” tuturnya.

Selain itu, dalam survei tersebut juga ditemukan bahwa 40.36% guru setuju bahwa umat Islam tidak perlu lagi mempelajari sumber-sumber pengetahuan dari barat. Menurut Saiful, pandangan guru ini dapat ditafsirkan sebagai keyakinan mereka tentang Islam yang absolut.

“Islam (oleh mereka) difahami sebagai paling sempurna dan mencakup semuanya, sehingga harus menjadi satu-satunya sumber pengatahuan,” tambahnya.