Sunan Kudus Berdakwah dengan Damai dan Jauhi Kekerasan

Sunan Kudus Berdakwah dengan Damai dan Jauhi Kekerasan

Islam merupakan agama yang mengajarkan kedamaian bagi setiap umat manusia. Dalam proses persebarannya, Rasulullah selalu mengutamakan perdamaian dan menjauhi kekerasn

Sunan Kudus Berdakwah dengan Damai dan Jauhi Kekerasan

Dalam proses persebarannya, Rasulullah selalu mengutamakan perdamaian dan menjauhi kekerasan.

Islam merupakan agama yang mengajarkan kedamaian bagi setiap umat manusia. Dalam proses persebarannya, Rasulullah selalu mengutamakan perdamaian dan menjauhi kekerasan.

Cara Rasulullah itu kemudian ditiru oleh para ulama yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Cara itu ditiru oleh para pemuka Islam yang terkenal sebagai ‘Wali Songo’.

Para Wali Songo mendakwahkan Islam dengan mempelajari bagaimana kebiasaan masyarakat. Hal itu semata agar Islam dapat diterima tanpa harus melalui jalur kekerasan.

Salah satunya adalah kisah Ja’far Shodiq, seorang ulama yang kemudian lebih akrab dikenal sebagai Sunan Kudus. Dia berdakwah kepada masyarakat Kudus yang kala itu beragama Hindu.

Tantangan Sunan Kudus begitu berat dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Salah satunya adalah bagaimana cara agar masyarakat tidak marah jika dia dan pengikutnya makan daging sapi. Hal ini karena sapi merupakan hewan yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu.

Sunan Kudus tahu benar bagaimana masyarakat akan bereaksi jika melihat hewan sesembahannya sampai dilukai. Menyadari hal itu, Sunan Kudus kemudian membuat pengumuman bahwa dia akan menghias sapi, sebagai siasat agar masyarakat mau mendengar ceramahnya di Masjid Kudus.

Mengetahui pengumuman itu, masyarakat berbondong-bondong mendatangi Masjid Kudus karena penasaran dengan rencana Sunan Kudus yang akan menghias sapi. Mereka kemudian melihat sapi milik Sunan Kudus yang diberi nama Kebo Gumarang itu di halaman masjid.

Sunan Kudus pun kemudian mengajak masyarakat untuk mendengarkan kisah yang dia ambil dari salah satu surat di dalam Alquran, Al Baqarah, yang berarti Sapi Betina. Masyarakat terkesima mendengarkan kisah yang diceritakan Sunan Kudus.

Selesai mendengarkan cerita itu, ternyata masyarakat masih kurang puas dan ingin mendengar cerita-cerita lain. Akhirnya, Sunan Kudus menyusun banyak kisah dan disampaikan secara teratur dalam setiap pertemuan di Masjid Kudus.

Semakin lama, orang banyak yang tertarik dengan Islam. Hal itu membuat sebagian besar masyarakat Hindu di Kudus memilih berpindah agama dan memeluk Islam.

Namun demikian, dakwah Sunan Kudus sama sekali tidak menghilangkan simbol-simbol masyarakat Hindu. Sunan Kudus bahkan menghimbau umat Islam untuk tidak memakan daging sapi meskipun halal dan menggantinya dengan daging kerbau. Himbauan ini dimaksudkan untuk menghormati keyakinan masyarakat.

sumber: http://spesial.plasa.msn.com/ramadan/berita/sunan-kudus-berdakwah-dengan-damai-dan-jauhi-kekerasan