Manusia tidak pernah luput dari kesalahan, apalagi dari sifat lupa. Bahkan Nabi sendiri juga pernah lupa, termasuk dalam Ibadah. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa Nabi pernah lupa dalam shalat dan diingatkan oleh Dzul Yadain. Akhirnya Nabi mengerjakan bagian shalat yang lupa itu dan menambahkan sujud sahwi sebelum mengerjakan salam.
Sujud sahwi dianjurkan bagi orang yang lupa mengerjakan rukun shalat dan sunnah shalat. Syaikh Abu Syuja’ dalam Matan Taqrib menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diketahu terkait sujud sahwi:
Pertama, sujud sahwi dianjurkan bagi orang yang lupa mengerjakan rukun shalat dan sunnah ab’ad, seperti tasyahud awal dan qunut shubuh. Kalau meninggalkan rukun shalat harus segera mengerjakan rukun itu ketika ingat dan melakukan sujud sahwi sebelum salam. Sementara lupa mengerjakan sunnah ab’ad tidak perlu mengerjakan kesunnahan yang lupa itu, tapi cukup menggantinya dengan sujud sahwi.
Kedua, sujud sahwi tidak dianjurkan bagi orang yang meninggalkan sunnah haiat, seperti lupa membaca surat setelah al-fatihah, dan lain-lain.
Ketiga, sujud sahwi dilakukan sebelum salam saat tasyahud akhir.
Keempat, sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud, sebagaimana sujud biasanya.
Kelima, pada saat sujud sebagian ulama mengatakan boleh membaca bacaan yang biasa dibaca saat sujud, atau dibolehkan pula membaca:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw”
Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa”
Wallahu a’lam