Haul Gus Dur adalah peringatan rutin setiap tahun, sebagai wujud refleksi dan semangat juang GUSDURian Malang dalam menebarkan nilai utama KH. Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur.
GUSDURian Malang pada perayaan Haul Gus Dur 7 mengambil tema “Merawat Kebhinekaan dan Menyuarakan Perdamaian”. Bertempat di Sasana Krida Budaya, Jalan Tretes Selatan, Kelurahan Rampal Celaket RT 06 RW 05 Kecamatan Klojen. (7/01)
Acara ini terdiri dari pra acara dan acara inti. Pra acara berupa Sayembara Menulis “Merawat Kebhinekaan Menyuarakan Perdamaian”, yang diikuti oleh 27 peserta, dari 15 kota 5 provinsi .
Acara berlangsung dari pukul 15.00 WIB. Acara inti terdiri dari Pentas Rakyat, Orasi Budaya dan Doa Lintas Iman. Apresiasi seni akan dimeriahkan oleh Groups Vocal GKI Bromo, Tari dari Sanggar Cendikia, Tari Sekar Sari, Desa Kota Akustik, Jamaah Thoreqiyah, Barongsai Klenteng Eng Ang Kiong, Tari Sufi, Band Tuna Netra, Wayang Wolak Walik Lek Joem dan Arema Ker. Sedangkan orator budayanya terdiri dari Mrs Charlotte Blackburn (from USA), Prof Joko Saryono, Bunshu Anton, Romo Yudho Asmoro, Eyang Wiwik dan Ki Ardhi. Dan ditutup doa lintas iman dari Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu, Penghayat Kepercayaan dan Baha’i.
Ilmi Najib selaku kordinator GUSDURian Malang menyatakan bahwa Haul KH Abdurrahman Wahid ke 7 beritikad membangun sosial masyarakat yang memahami nilai keindonesiaan secara utuh, tidak memandang apa agamamu dan agamaku. Dari tema haul tahun ini, bersifat plural dan multikultur dengan jargon “Merawat kebhinnekaan dan menyuarakan perdamaian”. Harapannya agar masyarakat kembali menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan – di balik banyaknya radikalisasi global. Kami GUSDURian Malang turut serta membuat pagar kekuatan masyarakat yang cinta perdamaian dalam menjaga keberagaman.
Pdt Kristanto Budiprabowo selaku presidium GUSDURian Jawa Timur berpesan,”Haul Gus Dur selalu menjadi moment penting untuk meyakinkan, meneguhkan dan merayakan kebhinekaan serta menaburkan dan menyuarakan dengan lantang semangat perdamaian. Berdoa dan mengingat Gus Dur memberi semangat baru agar nilai-nilai keutamaan yang diajarkan beliau menjadi spirit baru bagi segenap anak bangsa ini untuk menjadi Indonesia seutuhnya.” [DP]