Smartcard Jadi Identitas Jemaah Haji Resmi

Smartcard Jadi Identitas Jemaah Haji Resmi

Ia menambahkan, ada konsekuensi bagi jemaah yang tidak bisa menunjukkan smartcard atau kartu nusuknya.

Smartcard Jadi Identitas Jemaah Haji Resmi

Islami.co (Haji 2024) — Pada tahun ini Arab Saudi memberikan kartu khusus kepada jemaah haji sebagai identitas resmi. Kartu ini menjadi kunci masuk area Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Dari 241.000 jemaah haji Indonesia, sudah ada sekitar 170an ribu jemaah yang tiba di tanah suci. Hampir seluruh jemaah yang sampai telah mendapatkan smartcard nusuk. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Nasrullah Jassam di Kantor KUH Jeddah.

“Hari ini sudah 170 ribuan jamaah haji tiba di Arab Saudi dan tadi kan mendapatkan laporan dari pihak penyedia layanan di masa akhir yaitu Masyariq. Dari 90% lebih jamaah haji sudah menerima smart card atau kartu Nusuk dan sisanya sedang proses aktivasi dan distribusi kepada jemaah,” ujar Nasrullah Jassam.

Nasrullah juga menyebut bahwa Smart Card menjadi identitas resmi jemaah haji. Kartu inilah yang membedakan antara jemaah haji yang resmi dan tidak.

“Kartu nusuk ini atau smartcard ini sangat penting sekali dan baru saja mendapatkan info (dari) Kementerian Haji Arab Saudi agar jamaah haji selalu membawa Kartu nusuk yang sudah diberikan oleh pihak Masyariq karena kartu inilah yang membedakan antara jemaah haji yang resmi dengan jemaah yang tidak resmi,” tutur Nasrullah.

Ia menambahkan, ada konsekuensi bagi jemaah yang tidak bisa menunjukkan kartu nusuknya. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada jemaah untuk selalu membawa smartcard-nya saat akan beraktivitas di luar pemondokan

“Jadi kami sekali lagi menghimbau kepada jamaah ketika keluar dari hotel menuju masjid atau ke tempat-tempat ziarah atau ke tempat-tempat lainnya. Jangan lupa untuk membawa Kartu smart card,” himbaunya.

Nasrullah juga menghimbau kepada jemaah untuk melapor kepada petugas jika kehilangan smartcard tersebut agar bisa segera dibantu penggantiannya.

“Kalau ada jamaah yang kehilangan kartu Nusuknya agar segera melapor,” tambahnya.

Indonesia, menurutnya, mendapatkan alokasi khusus untuk penggantian smartcard yang hilang. Harapannya ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga ketika ada laporan kehilangan kartu bisa segera ditangani dan diurus sebelum masuk waktu puncak haji.

Kkalau kita diberikan alokasi 5% pengganti atau cadangan dari kuota khusus bagi jamaah yang kehilangan kartu,” ujarnya.