Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sosial seringkali melibatkan pengucapan salam sebagai bentuk penghormatan dan sopan santun. Kadang-kadang, ketidaksepahaman mengenai siapa yang seharusnya mengawali salam bisa menimbulkan ketegangan, bahkan sampai pada konflik. Salah satu contoh klasik dari masalah ini adalah ketika seseorang merasa tidak dihargai karena tidak mendapatkan salam terlebih dahulu.
Sering kali, perdebatan tentang siapa yang harus mengawali salam muncul dalam situasi sosial sehari-hari. Misalnya, ada orang yang merasa tersinggung atau kurang dihargai jika mereka lewat di depan seseorang dan tidak mendapatkan salam terlebih dahulu. Situasi semacam ini dapat menimbulkan ketegangan atau bahkan perselisihan, terutama jika tidak ada pemahaman yang jelas mengenai adab yang seharusnya diikuti.
Dalam kitab al-Adkar, Imam Nawawi mengutip hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan adab dalam mengucapkan salam. Hadits-hadits ini menguraikan prinsip-prinsip dasar tentang siapa yang sebaiknya memulai salam dalam berbagai situasi.
Salah satu hadits yang relevan adalah dari Abu Hurairah r.a. yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ على المَاشِي، وَالمَاشِي على القاعِدِ، وَالقَلِيلُ على الكَثِيرِ”
Dalam riwayat lain:
“ يُسَلِّمُ الصَّغيرُ على الكَبيرِ، وَالمَاشِي على القاعِدِ، وَالقَلِيلُ على الكَثِيرِ”
Hadits ini menjelaskan beberapa pedoman penting:
- Yang Berkendara kepada Pejalan Kaki: Orang yang sedang berkendara atau menaiki kendaraan harus memulai salam kepada orang yang sedang berjalan kaki.
- Pejalan Kaki kepada yang Duduk: Orang yang sedang berjalan kaki harus memulai salam kepada orang yang duduk.
- Yang Lebih Sedikit Jumlahnya kepada Yang Lebih Banyak: Kelompok yang jumlahnya sedikit harus memulai salam kepada kelompok yang jumlahnya lebih banyak.
- Yang Lebih Muda kepada Yang Lebih Tua: Anak muda seharusnya memulai salam kepada orang yang lebih tua.i
Imam Nawawi menjelaskan bahwa ketentuan dalam hadis ini adalah panduan umum dalam adab salam. Dalam praktiknya, jika seseorang tidak mengikuti pedoman ini, seperti jika seorang pejalan kaki memulai salam kepada seorang pengendara atau seseorang yang lebih muda memulai salam kepada yang lebih tua, hal tersebut tidak dianggap sebagai pelanggaran atau dosa. Namun, mengikuti adab ini merupakan amalan yang lebih baik dan dianjurkan.
Lebih lanjut, Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa jika seseorang datang ke kelompok orang yang duduk, maka orang yang datang (si pengunjung) harus memulai salam tanpa memandang usia atau jumlah. Ini adalah bentuk penghormatan dan sopan santun dalam setiap situasi, dan dianggap sebagai praktik yang lebih utama dibandingkan hanya mengikuti adab yang disebutkan sebelumnya. (AN)