Shalat Shubuh Untuk Tujuan Politik, Bagaimana Hukumnya?

Shalat Shubuh Untuk Tujuan Politik, Bagaimana Hukumnya?

Shalat Shubuh Untuk Tujuan Politik, Bagaimana Hukumnya?

Di media sosial banyak bermunculan himbauan shalat shubuh untuk memenangkan salah satu pasangan calon tertentu. Ajakan shalat shubuh berjamaah di masjid ini tentu sangat baik, tapi sayangnya tujuannya yang tidak baik. Kenapa demikian? Mestinya ibadah didasarkan pada keikhlasan, bukan karena tujuan duniawi, semisal ingin terlihat rajin dan shaleh di hadapan masyarakat, apalagi untuk kepentingan politik praktis.

Setiap orang akan memanen amalan yang dilakukannya selama di dunia. Amalan tersebut bernilai bila dilakukan dengan penuh keikhlasan. Allah hanya menerima amalan yang ikhlas. Setiap orang akan memperoleh balasan sesuai dengan niatnya.

Dalam hadis yang sangat populer, Rasulullah bersabda:

إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Amal-amal itu hanya (diperhitungkan) tergantung niatnya dan setiap yang dilakukan seseorang tergantung pada niatnya” (HR: Bukhari dan Muslim)

Merujuk hadis ini, Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa diterima atau tidaknya amalan tergantung pada niatnya, begitu pula sah atau tidaknya sebuah ibadah. Kalau niatnya benar, ibadah yang dilakukan pun benar. Tapi kalau salah, ibadah juga salah. Maka dari itu, penting memperhatikan niat sebelum melakukan ibadah ataupun saat ibadah.

Salah satu perkara yang bisa merusak niat adalah riya’ atau beribadah untuk tujuan duniawi, bukan semata karena Allah. Dalam Syarah Matan Arbain Nawawi dijelaskan, orang yang beribadah untuk tujuan dunia dan akhirat, ibadahnya tidak diterima. Kalau ibadah untuk tujuan akhirat dibarengi dengan tujuan dunia saja tidak diterima, apalagi kalau ibadah semata-mata untuk kepentingan dunia.

Dalam al-Qur’an disebutkan:

وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

“Jangan rusak (pahala) amalan kalian” (QS: Muhammad ayat 33)

Ahli tafsir menjelaskan, di antara perbuatan yang bisa merusak pahala ibadah adalah riya’ dan syirik. Beramal karena manusia bisa disebut riya, bisa juga disebut syirik. Sebab itu, cara untuk terhindar dari kedua perbuatan buruk ini adalah mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan. Karenanya, mari kita jauhkan ibadah kita dari kepentingan duniawi.