Proses berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini mengundang keprihatinan dari banyak pihak. Proses demokrasi yang matang diguncang oleh proses politik yang jauh dari keadaban dan sopan santun.
Hal ini mengemuka dalam Forum Sesepuh Bangsa untuk Perdamaian Indonesia, Jum’at (26/05) di Yogyakarta. Para sesepuh bangsa menyampaikan seruan dan atas kondisi bangsa sekarang ini. Dalam kesempatan tersebut hadir dia ntaranya Buya Syafii Maarif, Kardinal Julius Dharmaatmadja, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhiku Nyana Suryanyadi, Mohammad Sobary, Pendeta Gumar Gultom, Pro. Abdul Munir Mulkhan, KH Imam Azis dan lain sebagainya.
Walau tidak hadir secara fisik untuk mendukung, dua tokoh islam KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Prof. DR. Quraisy Shihab mengirimkan pesan melalui video dan dibacakan sebelum pembacaan deklarasi. Kehadiran tokoh-tokoh ini menjadi penting, mengingat kondisi bangsa ini yang mulai memprihatinkan.
“Para sesepuh bangsa ini telah mengikuti perjalanan kehidupan berbangsa, melampaui beberapa momen sejarah. Dalam kondisi saat ini, kita membutuhkan percikan kearifan dan inspirasi dari beliaubeliau, agar perjalanan sejarah bangsa kita bisa tetap dijaga pada arahnya,” demikian pernyataan para penggagas forum ini Jeirry Sumampouw, Defy Indiyanto Budiarto, Romo Benny Susetyo, dan Alissa Wahid.
Berikut Seruan Sesepuh Bangsa
1. Semua elemen bangsa, khususnya Pemerintah, harus melakukan penyadaran bagi semua pihak tentang pentingnya persatuan dalam Indonesia yang bhinneka, dan mendudukkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa untuk semua generasi.
2. Pemerintah harus bersikap tegas dan bijaksana dalam menanggapi situasi yang menjurus pada keretakan persatuan dan segera bertindak mengutamakan keselamatan bangsa dan negara.
3. Pemerintah harus memiliki sikap dan bahasa yang sama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan politik dan sejarah kebangsaan perlu dikuatkan kembali, baik kepada para politisi maupun semua elemen bangsa, demi keselamatan dan masa depan bangsa.
5. Perlu dibangun persaudaraan sejati dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, bahkan semua agama mewajibkan penerimaan dan penghormatan kepada orang lain.