Sering Mendengar Kata Khusyu’? Ini lima Maknanya dalam al-Qur’an

Sering Mendengar Kata Khusyu’? Ini lima Maknanya dalam al-Qur’an

Sering Mendengar Kata Khusyu’? Ini lima Maknanya dalam al-Qur’an
Al-Qur’an

Dalam hubungan antara manusia dengan Allah Swt yang secara sederhana disebut sebagai ibadah terdapat istilah khusyu’. Dewasa ini, kata khusyu’ seringkali dikaitkan dengan ibadah sholat. Padahal di dalam al-Qur’an, kata khusyu’ dan segala derivasinya disebutkan sebanyak 16 kali. Agaknya kata khusyu’ dalam al-Qur’an mempunyai kriteria yang lebih luas dari sekedar istilah khusyu’ yang ada dalam ibadah shalat. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kriteria khusyu’ yang terdapat dalam al-Qur’an?

Kata khusyu’ adalah masdar dari kata (خَشَع يَخْشَعُ خُشوعاً) yang berarti tunduk, rendah dan takut. Menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arab, kata khusyu’ berarti mengarahkan pandangannya ke tanah dan menundukkannya serta merendahkan suaranya. Sedangkan Ibnu Faris berpendapat bahwa kata khusyu’ menunjukkan arti ketenangan. Adapun khusyu’ menurut Muhammad Shalih Al-Munjid berarti diam, ketenangan, kerendahan diri yang membawa kepada rasa takut kepada Allah dan perasaan selalu diawasi.

Sederhananya, khusyu’ adalah suatu keadaan hati seseorang berupa ketenangan, ketundukan, rasa takut, kerendahan diri di hadapan Allah swt yang nantinya akan memunculkan sikap dalam bentuk fisik, baik berupa ketundukan, kerendahan diri, menundukkan pandangan dan merendahkan suara.

Lebih lanjut, setidaknya terdapat lima kriteria khusyu’ dalam al-Qur’an, berikut penjelasannya:

Pertama, yakin akan bertemu dengan Allah Swt dan kembali kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada tuhanmu) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (yaitu) Mereka yang yakin akan menemui tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S Al-Baqarah: 45-46)

Kedua, bersegera berbuat kebaikan dan berdoa dengan harap dan cemas, sebagaimana firman-Nya:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِين

Artinya: Maka kami kabulkan (doanya) dan kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyu’ kepada kami. (Q.S Al-Anbiya’: 90)

Ketiga, apabila dibacakan al-Quran maka akan bersujud dan bertambah khusyu’nya, sebagaimana firman-Nya:

قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا (107) وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا (108) وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Quran) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah)”. Sesungguhnya orang-orang yang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah bersujud dan mereka berkata: ”Maha suci tuhan kami, Sungguh janji tuhan kami pasti dipenuhi” dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (Q.S Al-Isra’ : 107-109)

Keempat, khusyu’ (ketundukan hati) dalam mengingat Allah Swt, sebagaimana firman-Nya :

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Artinya: Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyu’ mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang diwahyukan Allah (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi orang-orang fasik. (Q.S Al-Hadid: 16).

Kelima, bagi mereka telah disediakan pahala yang besar, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: Sungguh, laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang (banyak) menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S Al-Ahzab: 35).

Selain lima kriteria di atas, ternyata terdapat ayat lain yang menyatakan bahwa ada salah seorang diantara Ahli Kitab yang juga tunduk (khusyu’) kepada Allah Swt, sebagaimana firman-Nya :

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Artinya: Dan sesungguhnya diantara Ahli kitab itu ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati (khusyu’) kepada Allah, dan mereka tidak memperjual belikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala disisi Tuhannya. Sungguh Allah sangat cepat perhitungannya. Q.S Ali Imran: 199