Sandal sudah dikenal sejak masa Nabi. Meskipun bentuknya tidak seberagam sekarang. Sandal sangat penting digunakan ketika keluar rumah, supaya kulit kaki tidak kepanasan dan terbakar. Imam al-Tirmidzi dalam Syamail Muhammadiyah memuat bahasan khusus tentang sandal Rasulullah. Di situ dicantumkan beberapa hadis yang berisi tentang bentuk sandal dan bagaimana adab Rasulullah ketika menggunakan sandal.
Dalam hadis riwayat Qatadah misalnya, dikisahkan Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik tentang bagaimana bentuk sandal Nabi SAW. Anas bin Malik menjelaskan:
لهما قبالان
“Sandal Rasulullah ada dua tali”
Bentuk sandal Rasulullah tidak jauh berbeda dengan sandal yang sering kita lihat. Ada dua tali pengikat di sandal Rasulullah. Dalam riwayat lain disebutkan Ubaid bin Juraij pernah bertanya kepada Ibnu Umar:
رأيتك تلبس النعال السبتية، قال: إني رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يلبس النعال التي ليس فيها شعر، ويتوضأ فيها، فأنا أحب أن ألبسها
“Saya melihat kamu memakai sandal sabtiyyah, Ibnu Umar menjawab, saya melihat Rasulullah menggunakan sandal yang tidak ada bulunya, beliau menggunakannya pada saat wudhu, dan saya suka untuk memakainya”
Sabtiyyah adalah sandal yang terbuat dari kulit sapi yang disamak, sehingga bulunya sudah habis dan tidak terlihat. Ibnu Umar pernah melihat Rasulullah menggunakan sandal itu. Karenanya, beliau sangat senang menggunakannya.
Terkait adab menggunakan sandal, Abu Hurairah bersabda:
لا يمشين أحدكم في نعل واحدة، لينعلهما جميعا أو ليحفهما جميعا
“Jangan kalian menggunakan satu sandal, pilihannya kalian pakai dua sandal atau tidak usah pakai sandal sekalian”
Dalam riwayat yang lain disebutkan:
أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى أن يأكل ـ يعني الرجل ـ بشماله، أو يمشي في نعل واحدة
“Dari Jabir bahwa Nabi SAW melarang makan dengan tangan kanan dan jalan dengan menggunakan sandal satu”
Aisyah menyaksikan bahwa:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحب التيمن ما استطاع: في ترجله وتنعله وطهوره
“Rasulullah SAW menyukai tayamun, melakukan sesuatu dengan mendahulukan tangan kanan, misalnya pada saat sisir, memakai sandal, dan bersuci”
Rasulullah melarang menggunakan satu sandal, misalnya kaki kanan pakai sandal, tapi kaki kiri tidak menggunakan sandal. Para ulama menjelaskan ada beberapa alasan mengapa menggunakan satu sandal dilarang Rasulullah, di antaranya, menggunakan satu sandal itu mengikuti kebiasaan setan, karena setan dalam hadis lain disebutkan menggunakan satu sandal.