Seorang ulama sufi bernama Syeikh Abdul wahab As Tsaqafi pernah bercerita bahwa suatu hari melihat jenazah yang kerandanya hanya dipanggul tiga orang laki-laki dan seorang perempuan. Melihat hal tersebut, sufi masyhur ini merasa iba. Maka ia meminta izin untuk ikut memanggul. Diambil alihlah perempuan yang memanggul tadi. Setalah itu mereka berlima berjalan bersama-sama menuju tempat pemakaman, menyolatkan dan menguburkannya.
Melihat hal yang ganjil ini, Syeikh Abdul Wahab merasa ingin tahu dan kemudian bertanya kepada perempuan itu. “Siapakah jenazah ini?” tanya Syeikh Abdul Wahab. Mendengar pertanyaan tersebut, perempuan itu dengan terbata-bata dan menjawab,” Dia adalah puteraku.” Mendengar jawaban tersebut, Syeikh Abdul Wahab bertanya lagi,” Apakah engkau tidak mempunyai tetangga?”
Perempuan itupun menjawab,” Punya,tetapi menganggapnya rendah.”Mendengar hal itu Syeikh Abdul Wahab penasaran dan bertanya lagi,” Mengapa bisa begitu dan apa yang terjadi.” Pertanyaan itu membuat perempuan terkesiap dan berkata,” Dia adalah waria.”
Mendengar hal tersebut Syeikh Abdul Wahab merasa sedih dan kasihan kepada perempuan tersebut. Setelah semuanya selesai Syeikh Abdul Wahab kembali ke rumah. Suatu saat perempuan tersebut datang kerumahnya kemudian diberikannya uang dirham, buah labu dan pakaian. Pada malam harinya ketika Syeikh Abdul Wahab tidur, ia bermimpi dan melihat seseserang dengan wajah berseri-seri.
Ia mendatangi Syeikh Abdul Wahab. Pakaiannya serba putih dan kemudian mengucapkan termia kasih kepada Syeikh Abdul Wahab. Kemudian Syeikh Abdul Wahab bertanya orang tersebut itu,” Siapa engkau?”. Dia menjawab,” Saya adalah waria yang telah engkau kubur di siang itu. Allah SWT. Telah memberikan rahmat kepadaku karena banyak orang yang telah menganggapku rendah.”
Menurut satu pendapat bahwa Allah SWT telah menurunkan wahyu kepada Nabi Daud as. ,” Katakanlah kepada mereka, sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan mereka bukan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi Allah menciptakan mereka agar mereka dapat mengambil keuntungan dari-Ku.”