Semakin Milenial, Semakin Jadi Idola Anak Muda

Semakin Milenial, Semakin Jadi Idola Anak Muda

Generasi usia 17-35 ini sangat akrab dengan dunia maya. Maka tak heran jika berbagai situs atau orang populer di kalangan generasi ini adalah yang paling sering eksis.

Semakin Milenial, Semakin Jadi Idola Anak Muda

Candu generasi milenial kian menjamur, berbagai aspek kehidupan mulai mengalami perubahan. Begitu pula yang dialami media, tidak cukup dengan kolapsnya berbagai media konvensional, media online pun kini harus menyusun strategi agar tetap memiliki tempat di hati para generasi milineal.

Generasi usia 17-35 ini sangat akrab dengan dunia maya. Maka tak heran jika berbagai situs atau orang populer di kalangan generasi ini adalah yang paling sering eksis. Rumusnya adalah “Yang paling sering tampil di dunia maya, dia lah yang paling dikenal”.

Maka dari itu, zaman now, menjadi selebriti tak harus masuk televisi, bintang film atau model. Cukup eksis saja di dunia maya, menjadi youtuber atau selebgram, maka anda akan terkenal.

Dari hasil survei Alvara Research Center, eramuslim.com berhasil menempati kursi pertama dari 20 situs Islam yang paling popular di Indonesia. Sedangkan nu.or.id yang merupakan media rujukan para nahdiyin menempati posisi kelima.

Tidak hanya media, strategi dakwah di media massa juga harus disiasati. Dari hasil survei Alvara ini juga membuktikan bahwa mayoritas generasi milenial lebih mengenal para ulama yang sering eksis di media massa daripada ulama yang jarang muncul di media massa, meskipun mereka tak diragukan lagi kualitas keilmuannya.

Beberapa ustadz seperti Ustadz Felix Siaw, Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Solmed, Ustadzah Okky Setiana Dewi dan Ustadz Arifin Ilham adalah para ustadz yang dekat dengan citra “Idola anak muda”.

Sedangkan ceramah Ustadz Maulana dan Ustadz Yusuf Mansur dianggap paling mudah diterima oleh anak muda. Citra ustadz-ustadz yang sering eksis ini mengalahkan citra intelektual muslim lainnya seperti Prof. Quraish Shihab dan KH Musthafa Bisri yang justru menempati posisi akhir.

Candu generasi milenial ini hendaknya menjadi perhatian, karena bisa jadi generasi serba instan ini justru salah mengambil rujukan keislaman.