Selain Tartil, Kita Juga Boleh Membaca Al-Quran dengan Beberapa Macam Cara Ini

Selain Tartil, Kita Juga Boleh Membaca Al-Quran dengan Beberapa Macam Cara Ini

Ada banyak cara membaca Al-Quran. Selain tartil, masih ada beberapa cara lain untuk membaca Al-Quran.

Selain Tartil, Kita Juga Boleh Membaca Al-Quran dengan Beberapa Macam Cara Ini

Al-Quran adalah kalamullah yang menjadi pegangan umat muslim di seluruh dunia. Al-Quran menjadi sumber hukum utama umat muslim dalam menjalankan segala aspek kehidupannya. Selain menjadi sumber hukum, membaca Al-Quran juga merupakan ibadah yang bernilai pahala. Nabi Muhammad SAW bersabda :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

 “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, dan satu kebaikan tersebut dilipatkan gandakan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Aku tidak mengatakan Alif-Lam-Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Ada empat macam cara dalam membaca Al-Quran. Pembagian ini didasarkan pada kecepatan dalam membaca. Berikut adalah keempat macam pembagian tersebut :

Pertama, Tahqiq.

Tahqiq adalah cara membaca Al-Quran dengan cara membaca yang sangat lambat. Cara ini biasanya dilakukan pada saat belajar makharijul huruf. Di pondok-pondok klasik, metode ini biasanya dilakukan sebelum menghafal Al-Quran.

Tak jarang para santri belajar dengan berteriak agar semakin memperjelas letak makharijul huruf yang tepat sesuai dengan yang Nabi Muhammad SAW ajarkan.

Metode tahqiq biasanya dilakukan dengan tanpa nada atau nada datar. Karena biasanya metode ini digunakan untuk fokus pada pelafalan makharijul huruf, maka cenderung tidak memerhatikan lagu/nada.

Kedua, Tartil.

Pernahkah kita mendengarkan rekaman murattal dari imam-imam di Masjidil Haram atau qari` cilik di internet atau masjid-masjid? Begitulah kisaran kecepatan tartil. Metode tartil biasanya dilakukan saat membaca Al-Quran secara normal. Kecepatannya cenderung lambat namun tidak begitu lambat.

Metode tartil biasanya sangat memperhatikan keindahan membaca. Maka dari itu, metode ini biasanya dibaca dengan macam-macam nada yang indah.

Ketiga, Tadwir.

Bacaan tadwir adalah bacaan yang tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Metode ini adalah metode diantara bacaan tartil dan hadr.

Keempat, Hadr.

Hadr adalah membaca Al-Quran dengan tempo yang sangat cepat. Metode ini biasanya digunakan oleh para penghafal Al-Quran untuk murajaah hafalannya agar cepat selesai. Metode ini juga biasanya digunakan saat khataman Al-Quran yang dikejar oleh waktu.

Tidak ada masalah apabila kita memakai salah satu metode dari keempat metode tersebut. Kita diperbolehkan memakai keempat metode tersebut sesuai dengan keadaan. Namun yang terpenting adalah jangan sampai mengabaikan tajwid, makharijul huruf, dan sifat-sifat huruf. Selain itu kita juga tidak boleh mengabaikan panjang-pendek yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Wallahu A’lam.