Saracen, Industri Hoax dan Bahaya Perang

Saracen, Industri Hoax dan Bahaya Perang

Saracen, Industri Hoax dan Bahaya Perang

Istilah Saracen digunakan awalnya untuk orang-orang gurun nomaden di daerah yang membentang dari Suriah modern sampai Arab Saudi. Dalam penggunaan yang lebih luas nama tersebut diterapkan untuk semua orang Arab dari Abad Pertengahan.

Bangsa nomad padang pasir ini bangkit tiba-tiba pada abad ketujuh dan mendirikan sebuah kerajaan yang luas dalam hanya setengah abad (50 tahun). Penaklukan mereka didorong oleh iman dan moral yang tinggi, mengikuti ajaran Nabi Muhammad.

Pada awal abad kedelapan, Saracen dari Tangier (catatan: tangier adalah bagian dari Maroko di Afrika Utara/Barat) menyerbu Semenanjung Iberia (semenajung Barat Daya Eropa, sekarang terdiri dari Spayol, Portugal, Gilbartar, Andorra dan sedikit Perancis). Mereka menaklukkan kerajaan Visigoth yang didirikan di sana setelah jatuhnya Romawi.

Di Asia mereka mengambil Asia Kecil (Asia minor) dari Bizantium dan berusaha untuk menaklukan Konstantinopel (Istanbul saat ini) dengan serangan gabungan dari darat dan laut. Dinding besar kota itu membuat serangan balasan dari darat dan armada Saracen dikalahkan di laut. Sedangkan di barat, Charles Martel dari Kerajaan Frank menghentikan invasi Saracen pada tahun 732 di Poitiers (wilayah Perancis modern).

Frustrasi di barat, pasukan Islam berbalik timur. Pada tahun 750 mereka telah melakukan penaklukan ke Sungai Indus dan utara India bahkan lebih ke Asia Tengah ke perbatasan Cina. Penaklukan Saracen terus berlanjut hingga Bizantium meminta pertolongan negeri lainya yang kemudian memancing lahirnya Perang Salib.

Pada tahun 1000an, Muslim Spanyol telah terbagi-bagi menjadi pihak yang bertikai. Perang sesama ini membuat semenanjung Iberia ditaklukan kembali (reconquista) oleh negara-negara berkembang dari Castile dan Aragon, dengan dikuasai penuh semenanung iberia pada tahun 1492. Sedangkan Asia Kecil dan Timur Tengah ditaklukkan oleh Muslim Turki pada awal abad kesebelas (Seljuk turk).

Menanggapi panggilan bantuan dari Bizantium, serangkaian Perang Salib diluncurkan oleh Eropa untuk mendapatkan kembali Palestina dari Turki. Negara Muslim merdeka tersebut (Turki dizamannya Seljuk Turk belum Ottoman) kehilangan kekuasaan Palestina dan pantai Mediterania Timur pada Perang Salib Pertama.

Pada akhir abad kedua belas, pemimpin Saracen besar, Saladin al Ayubi berhasil menyatukan Bizantium Mesir, Suriah, dan negara-negara yang lebih kecil, dan ia merebut kembali Yerusalem secara penuh dari tangan Balian the Guard of Jerusalem. Kemudian datang Richard the Lion Heart namun gagal merebut.

Setelah itu Negara-negara Muslim tetap independen untuk waktu yang lama setelah abad pertengahan, dan akhirnya berkembang menjadi bangsa Arab modern di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Hari ini ribuan tahun setelah Saladin, nama Saracen yg agung di pakai untuk kelompok bayaran penyebar hoax dan kebencian di Indonesia. Sebuah negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Rupanya pasca pilpres 2014 ada yg ingin Indonesia masuk dalam kancah perang.

*) Awan Kurniawan