Membaca kisah-kisah orang shalih (baik generasi Nabi, sahabat, tabi’in atau para ulama dan orang-orang shalih) akan membuat kita mengetahui bagaimana mereka bersikap dan atau beribadah. Kisah-kisah mereka akan menjadi cambuk motivasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri.
Juga, dengan membaca sejarah atau kisah mereka, kita akan merasa diajak tanpa merasa digurui. Sebenarnya mereka adalah al-Qur’an dan hadis dalam wujud lain. Hal ini karena apa yang mereka lakukan adalah buah dari pemahaman mereka yang begitu mendalam terhadap isi kedua sumber hukum paling tinggi dalam Islam tersebut.
Namun dalam membaca dan memahami kisah-kisah mereka untuk kemudian diaplikasikan ke dalam kehidupan, menurut penulis, kita perlu memperhatikan beberapa hal di berikut ini:
#1 Mereka Manusia Pilihan
Dalam pembacaan yang kita lakukan, akan kita dapati bahwa mereka adalah manusia pilihan, yang tidak saja baik dalam ibadah ritual, namun juga baik dalam ibadah sosial. Bahkan tak jarang, kisah-kisah mereka akan dipahami oleh sebagian orang sebagai tindakan yang berlebihan.
Misalnya, Riwayat yang menceritakan shalatnya Nabi Muhammad Saw sampai kakinya bengkak; Abu Bakar yang menyedahkan seluruh hartanya; Sarri al-Saqathy yang merasa telah berdosa karena telah makan meski hanya sekali saja; Abu Hanifah yang menyedekahkan seluruh keuntungan bisnisnya gegara urusan kecil saja; dan Fudhail bin Iyadh yang merasa telah menduakan cintanya kepada Allah karena ia mencintai anaknya.
Lalu, apa yang bikin mereka jadi terpilih?
Jawabnya ada di keterangan berikut:
#2 Berkat Tingginya Rasa Cinta kepada Allah
Ya, apa yang mereka lakukan dengan ibadah dan kegiatan sosial yang begitu sempurna itu tidak lain adalah dampak, buah, atau berkah dari rasa cinta mereka kepada Allah yang begitu besar, yang tak sama dengan yang kita miliki. Bukankah jika seseorang sudah begitu cinta dengan kekasihnya, ia akan melakukan apapun untuknya dan tak mau cintanya terbagi sama sekali?
#3 Terkadang Kebaikan Orang Awam Kebanyakan Adalah Biasa Saja Bagi Mereka Yang Dekat Sama Allah
Ada sebuah ungkapan yang cukup terkenal, “Hasanatul abrar sayyiatul muqarrabin” (kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang baik adalah biasa saja bagi mereka yang sedang mendekatkan diri kepada Allah Swt)
Satu tindakan biasa atau buruk yang dilakukan oleh seseorang akan dianggap luar biasa saja ketika dikerjakan oleh seseorang yang lain. Begitu pula sebaliknya. Hal luar biasa yang dilakukan oleh seseorang akan dianggap biasa saja atau bahkan buruk ketika dikerjakan orang yang berbeda. Ibadah “biasa” yang mereka lakukan bisa jadi merupakan hal luar biasa dalam pandangan kita atau hal luar biasa yang kita lakukan menurut mereka bisa jadi biasa saja.
#4 Terkadang Juga Tak Masuk Akal
Akan sering kita temukan hal-hal yang di luar kebiasaan (khawariqul adah) dan tak masuk akal dalam kisah-kisah mereka. Misalnya, ada salafussahalih yang tidak merasa kedinginan meski cuaca sedang sangat dingin, menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia, menego kematian, dan lain-lain. Dan hal-hal yang seperti ini jelas tidak bisa ditiru karena termasuk karamah yang mutlak anugerah dari Allah Swt.
Hal-hal demikian (kekeramatan), menurut M. Quraish Shihab dalam sebuah tayangan bersama Gus Baha, memanglah ada. Meskipun demikian, kekeramatan semacam itu bukanlah syarat seseorang disebut wali (kekasih Allah).
#5 Kita Harus Mengukur Diri
Kesempurnaan yang dimiliki mereka apakah lantas membuat kita tidak harus mengikuti dan menirunya? Itu pilihan.
Meski begitu, kita seyogianya meniru mereka sebisa kita atau setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari apa yang mereka kerjakan. Dalam sebuah kaidah fikih disebutkan “ma la yudraku kulluhu la yutraku kulluhu” (hal yang tidak bisa diperoleh semua, jangan ditinggalkan semua).
Hal demikian terus kita lakukan sembari terus berkeinginan dalam hati untuk bisa meniru seperti mereka sepenuhnya. Ini akan menjadi penyemangat tersendiri bagi kita untuk terus berusaha menjadi baik dari waktu ke waktu. Juga, dengan adanya niatan ini akan membuat kita semangat dalam belajar, membaca, dan mengkaji apa yang telah mereka kerjakan.