Saat Para Aktivis Lakpesdam PBNU Belajar Rekam Gerak Perubahan Sosial

Saat Para Aktivis Lakpesdam PBNU Belajar Rekam Gerak Perubahan Sosial

Saat Para Aktivis Lakpesdam PBNU Belajar Rekam Gerak Perubahan Sosial

JAKARTA, ISLAMI.CO – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Program INKLUSI menyelenggarakan pelatihan jurnalistik, dokumentasi, desain grafis, dan videografi yang bertujuan meningkatkan kapasitas staf media dan komunikasi sub-mitra program. Bertempat di di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, dari tanggal 22 hingga 23 Oktober 2024.

Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari enam kabupaten wilayah Sub-Mitra Program INKLUSI yakni Malang, Indramayu, Lembata, Sorong, Tojo Una-Una, dan Lombok Utara, serta beberapa staf dari Lakpesdam PBNU.

Para peserta dilatih untuk mengembangkan keterampilan jurnalistik, dokumentasi foto dan video, serta desain grafis dan videografi, yang sangat penting untuk mendukung pengelolaan media lembaga dan juga kampanye pencegahan perkawinan anak di daerah masing-masing.

Dalam sambutannya, penanggungjawab kegiatan, Nidlomatum MR menyampaikan, kegiatan ini merupakan upaya memperkuat kemampuan teknis peserta dalam menyampaikan pesan-pesan inklusivitas kepada masyarakat.

“Kami berharap melalui pelatihan ini, para peserta dapat lebih efektif dalam mendukung kegiatan kampanye sosial melalui konten yang informatif dan berdampak luas,” ujar perempuan asal Bojonegoro ini.

Selama pelatihan, peserta menerima materi dari berbagai narasumber, termasuk dari Redaksi NU Online, Aru Lego Triono yang memberikan teknik dasar jurnalistik. Selain itu juga praktisi desain grafis dan videografi, Eren Pratama dari Tirto.id dan Adrian Mulya dari Project Multatuli yang memberikan pelatihan praktis terkait pembuatan konten visual.

Pada hari kedua, teknis videografi diajarkan oleh Direktur Commcap, Gorga Leonardo.

Senada, Program Manager Program INKLUSI Lakpesdam PBNU, Nurun Nisa berpesan kepada peserta tentang tugas tim media dan komunikasi untuk meningkatkan keaktifan seluruh media sosial yang terlibat dalam program ini, baik dari Fatayat maupun Lakpesdam.

“Meskipun tim berasal dari salah satu lembaga, perlu diingat bahwa tanggung jawab mereka mencakup keseluruhan program, sehingga penting bagi produk-produk media sosial yang dihasilkan untuk dikolaborasikan. Jangan berjalan sendiri-sendiri karena ini adalah program kolaborasi,” pesan perempuan yang akrab disapa Nisa ini.

Lebih lanjut, Nisa menekankan pentingnya keberlanjutan media tidak hanya terbatas ketika ada program yang didanai oleh donor tapi juga setelah usai pelaksanaan.

“Keaktifan tim media di platform Medsos ini harapannya bisa meningkatkan peluang engagement di akun medsos lembaga kita. Hal ini juga berperan dalam menjaga keberlanjutan lembaga, sehingga meskipun program sedang berjalan, Medsos lembaga tetap aktif dengan postingan yang relevan. Ini bahkan bisa membuka peluang pendanaan baru untuk kelanjutan program di masa depan,” pungkasnya.

Pelatihan ini dirancang untuk mendorong kolaborasi antar-staf media di berbagai wilayah dalam rangka memperkuat media lembaga dan juga menjaga konsistensi penyebaran pesan inklusivitas sebagaimana visi dan misi program.

Peserta antusias mengikuti kegiatan. Pada hari terakhir mereka mempresentasikan hasil karya berupa artikel, foto, video, dan desain grafis yang mereka produksi selama pelatihan.