Rasulullah Menganjurkan Perbanyak Sedekah di Bulan Ramadhan

Rasulullah Menganjurkan Perbanyak Sedekah di Bulan Ramadhan

Rasulullah Menganjurkan Perbanyak Sedekah di Bulan Ramadhan

Sedekah adalah amalan utama dalam Islam. Sedekah tidak hanya menguatkan hubungan hamba dengan Sang Pencipta, tapi juga memperkuat ikatan persaudaraan sesama muslim. Sedekah sebetulnya boleh dilakukan kapanpun dan di manapun, serta jumlah nominalnya pun tidak ada batas minimal dan maksimalnya. Apapun boleh disedekahkan selama bermanfaat, halal, dan diperoleh dari cara yang baik.

Bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik untuk sedekah. Sebagaimana diketahui, Ramadhan adalah bulan terbaik dan paling utama dibanding bulan lain, sehingga amalan baik apapun yang dilakukan pada waktu itu, pahalanya berlipat ganda. Di antara amalan baik yang bisa dilakukan adalah bersedekah dan membayar zakat.

Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat, “Wahai Rasul, sedekah apa yang paling utama?” Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan” (HR: al-Tirmdizi)

Rasulullah tidak hanya sekedar menyuruh, tetapi beliau juga melakukan sendiri. Kebanyakan sahabat menyaksikan Rasulullah memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan. Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling dermawan di antara manusia. Beliau semakin dermawan ketika berada di bulan Ramadhan.

Sebab itu, mumpung kita masih berada di bulan Ramadhan perbanyaklah sedekah. Yang dianjurkan dalam bersedekah bukanlah nominalnya. Kalau mampu memberi dalam jumlah banyak sangatlah bagus. Tetapi yang paling baik adalah konsistensi dalam beribadah meskipun sedikit.

Anjuran sedekah ditujukan bukan hanya bagi orang mampu dan kaya, tapi juga bagi orang yang sedang ditimpa kesusahan dan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Malah pahala orang yang sedang kesusahan kemudian bersedekah, lebih utama ketimbang orang kaya yang bersedekah.

Karenanya, sebagai umat Islam, alangkah baiknya kita memperbanyak sedekah, meskipun jumlah nominalnya tidak terlalu banyak karena kebaikan amalan itu tidak dilihat dari jumlahnya, tapi dari istiqamahnya.