Rasulullah Berjuang Menghapus Rasisme, Umat Islam Harus Menirunya

Rasulullah Berjuang Menghapus Rasisme, Umat Islam Harus Menirunya

Bagaimana Islam berbicara tentang rasialisme? Rasulullah telah mencontohkan untuk menolaknya

Rasulullah Berjuang Menghapus Rasisme, Umat Islam Harus Menirunya

Bagaimana Islam melihat rasisme? Dalam sejarah, kita tahu bahwa sejak Nabi Muhammad saw diutus para pengikut awal berasal dari kalangan mustad’afin, orang miskin dan budak. Sebut saja misalnya Bilal bin Rabah dan Ammar bin Yasir. Dan, Al-Quran mengajarkan bahwa tidak ada yang membedakan antara ras, warna kulit, dan identitas primordial lainnya antara satu dengan yang lainnya. Semuanya sama dan setara di hadapan Allah swt.

Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S al-Hujurat: 13,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Ayat di atas seringkali dikutip oleh para ulama sebagai argumentasi bahwa tidak ada yang perlu diistimewakan dari seseorang, apalagi karena harta atau rupanya, melainkan hanya takwa kepada Allah swt.

Farid Esack, seorang Professor dan juga aktivis anti-Apartheid dari Afrika Selatan, menegaskan bahwa takwa merupakan kata kunci bagi perjuangannya menegakkan Islam progresif anti-diskriminatif di Afrika Selatan.

Bagi Esack, ketika al-Quran menggunakan diksi takwa, maka ia selalu berkaitan dengan keimanan dan interaksi sosial semisal berbagi dengan orang lain (al-Lail [92]: 5), menepati janji (Ali Imran [3]: 76), dan terutama berbuat baik kepada orang lain (Ali Imran [3]:172, al-Nisa [4]:126). Takwa adalah manifestasi komitmen untuk melakukan transformasi sosial sekaligus representasi bagi perbaikan secara individu.

Jika kita kembali pada surat dalam al-Hujurat [49]: 13, maka hal ini juga berkorelasi dengan sabda Rasulullah saw yang tercantun dalam Sahih Muslim:

إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُم

Sesungguhnya Allah tidak melihat badan dan rupa kalian, melainkan Dia melihat hati kalian.

Dari keterangan-keterangan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad saw. sedari awal telah mengajarkan kepada umatnya untuk menolak segala bentuk diskriminasi, termasuk diskriminasi atas dasar ras, warna kulit, dan lain sebagainya.

Rasul telah mengajarkan kita dan  berjuang menghapuskan segala bentuk diskriminasi dan rasisme, sebagai muslim tentu wajib kita menirunya, bukan? Wallahu A’lam.  

*Bisa juga dibaca di sini untuk lengkapnya, klik