Quraish Shihab: Jika Kamu Mencintai, Sisakan Sedikit Ruang untuk Dibenci

Quraish Shihab: Jika Kamu Mencintai, Sisakan Sedikit Ruang untuk Dibenci

Kita bisa jadi dibenci manusia, tapi Allah SWT tak pernah membenci kita.

Quraish Shihab: Jika Kamu Mencintai, Sisakan Sedikit Ruang untuk Dibenci
Prof. M. Quraish Shihab

Agama selalu mengajarkan kita tentang cinta dan kebencian dengan cara yang bijaksana dan penuh makna. Menurut cendekiawan muslim terkemuka, Quraish Shihab, ketika kita mencintai seseorang, penting untuk menyisakan sedikit ruang di dalam hati untuk kemungkinan kebencian. Hal ini dikarenakan cinta yang kita miliki bisa berubah seketika menjadi kebencian.

“Agama mengajarkan kalau kamu mencintai orang, sisakan sedikit ruang di dalam hatimu untuk dibenci sebab bisa jadi yang kamu cintai seketika membencimu,” ujar Quraish Shihab dalam salah satu talkshow Shihab dan Shihab di Kanal Narasi.

Quraish Shihab juga menekankan pentingnya pemahaman bahwa kondisi sebaliknya pun bisa terjadi. Seseorang yang kita benci bisa berubah menjadi sosok yang kita cintai. Namun demikian, dalam konteks hubungan kita dengan Allah, berbeda. Allah tidak pernah membenci hamba-Nya. Mungkin saja Allah murka, tetapi tidak sampai pada tingkat membenci.

“Allah tidak pernah membenci. Boleh jadi dia murka tapi tidak sampai pada tingkat membenci,” tutur penulis tafsir Al-Mishbah ini.

Menurut mantan rektor UIN Jakarta ini, Tuhan kita tidak pernah meninggalkan kita. Meskipun orang lain mungkin meninggalkan kita, Allah selalu ada di sisi kita.

Ungkapan Quraish Shihab ini disampaikan ketika menjelaskan makna dari Surat ad-Dhuha ayat 3:

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

“Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.”

Ketidak hadiran wahyu atau petunjuk Ilahi bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan kita, melainkan sebuah kesempatan untuk kita beristirahat, seperti malam yang memberikan kita waktu untuk merehatkan tubuh dan pikiran.

Ibnu Jarir at-Thabari menjelaskan dalam Jamiul Bayan bahwa ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW dicaci maki oleh orang musyrik karena dianggap telah ditinggalkan oleh Tuhan. Hal ini karena wahyu yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Akhirnya Allah menurunkan surat ad-Dhuha ayat 3 ini sebagai penghibur Nabi Muhammad, sekaligus bukti bahwa Allah tidak akan meninggalkannya.

عن ابن عباس ﴿مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى﴾ قال: لما نزل عليه القرآن، أبطأ عنه جبريل أياما، فعُيّر بذلك، فقال المشركون: ودّعه ربه وقلاه، فأنزل الله: ﴿مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى﴾ .

Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA: Ketika surat ad-Dhuha ayat 3 ini turun, saat itu wahyu dari Jibril tak kunjung datang, bahkan mencapai waktu berhari-hari. Nabi pun dicela karena hal itu. Kaum musyrik berkata: “Muhammad telah ditinggalkan dan dibenci Tuhannya.” Allah lalu menurunkan ayat tersebut.” (Ibnu Jarir at-Thabari, Jamiul Bayan fi Tafsir al-Quran)

Quraish Shihab juga mengingatkan bahwa Tuhan tidak pernah membenci kita. Kita adalah makhluk-Nya yang dicintai. Bahkan dalam situasi yang tampaknya gelap dan penuh tantangan, Allah selalu bersama kita, memberikan kita kekuatan dan harapan. Ketidakhadiran wahyu atau pertolongan seketika adalah bagian dari rencana Ilahi yang lebih besar, memberi kita waktu untuk merenung dan tumbuh.

Mari kita selalu bersyukur dan percaya pada rencana Allah. Kita harus menyadari bahwa Allah tidak pernah membenci atau meninggalkan kita. Dengan menyisakan sedikit ruang di hati kita untuk memahami kemungkinan perubahan dalam hubungan manusia, kita juga belajar untuk lebih bijaksana dan penuh pengertian dalam mencintai dan menerima takdir Ilahi.

(AN)