Quraish Shihab mengingatkan bahwa amalan baik bukan hanya ibadah yang sifatnya ritual, baik shalat, berjamaah, dan puasa. Menurutnya, banyak juga amalan yang bermanfaat lain di luar ibadah ritual, seperti menjenguk orang sakit, silaturrahmi, menyingkirkan kotoran, dan beberapa amalan lain.
Selain beberapa amalan yang disebutkan di atas, menurut penulis, menjaga perkataan yang baik dan menghindari berbuat mencaci juga termasuk amalan baik yang wajib dimiliki semua orang. Menjaga ibadah untuk diri sendiri memang kewajiban, namun di samping itu, menjaga lisan kita agar tidak menyakiti orang lain juga sebuah keharusan.
Baca juga: Khilafah: Penjelasan Lengkap dari Quraish Shihab
Hal ini disebutkan oleh salah satu sabda Nabi Muhammad SAW tentang seorang perempuan yang berkata buruk dan masuk neraka walaupun ia sering beribadah dan shalat malam. (H.R Muslim)
Oleh karena itu, para ulama menyebutkan bahwa ibadah yang paling utama setelah melaksanakan kewajiban kepada Allah adalah amalan yang dapat mendatangkan manfaat bagi banyak orang.
الخلق كلهم عيال الله. فأحب الخلق إلى الله من أحسن إلى عياله
Semua makhluk adalah tanggungan Allah. Makhluk yang terbaik adalah orang yang berbuat baik kepada tanggungan-Nya. (H.R al-Bazzar)
Dalam bukunya yang berjudul Khilafah, Quraish Shihab menyebutkan bahwa ibadah yang terbatas manfaatnya untuk pelaku terbatas pula dampak dan masanya, berbeda dengan ibadah yang bermanfaat bagi orang lain. Seperti contoh, seorang yang berilmu lalu mengajarkan ilmunya kepada orang lain lebih baik dari pada orang berilmu yang hanya menggunakan ilmunya untuk ibadah dirinya sendiri.
Baca juga: Nalar Dakwah Abi Quraish Shihab yang Menyejukkan
Yang perlu diketahui juga bahwa perlu memperhatikan situasi dan kondisi untuk memilih amalan terbaik yang bermanfaat. Dalam hal ini para ulama mengenalkan istilah adabul waqt. Misalnya, pada saat terjadi bencana, maka memberikan bantuan kepada korban bencana lebih baik dari pada melaksanakan ibadah qurban.
Contoh yang lain, seorang dokter yang bekerja di Mekkah dan Madinah, terutama saat haji, lebih baik menolong orang yang sedang sakit dari pada beribadah seharian di dalam Masjidil Haram dan masjid Nabawi. Bahkan dalam melaksanakan ibadah shalat wajib pun, ia diberi keringanan untuk menjamak.
Begitu lah Islam. Sebagai muslim yang baik kita perlu memperhatikan hal ini, agar tidak terjebak dengan kesalahan memahami ibadah. (AN)
Wallahu a’lam