Puncak Hari Santri di Bandung, Menag: Hari Santri Milik Seluruh Bangsa Indonesia

Puncak Hari Santri di Bandung, Menag: Hari Santri Milik Seluruh Bangsa Indonesia

Puncak Hari Santri di Bandung, Menag: Hari Santri Milik Seluruh Bangsa Indonesia

Pada acara Santriversary atau Malam Puncak Hari Santri 2018, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Grup Musik Religi Milenial Sabyan Gambus dijadwalkan hadir pada acara yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Minggu malam, 21 Oktober. Acara ini juga bekerjasama dengan Pemkot Bandung, Pemda Jawa Barat dan berbagai elemen lainnya.

Dalam jadwalnya, akan hadir juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Habib Quraisy bin Qassim Baharun. Diperkirakan ribuan masyarakat akan hadir dari berbagai ormas Islam, pondok pesantren di Jawa Barat dan sekitarnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama RI telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Santri 2018, seperti Santri Millennial Competitions, Kopdar Santrinet Nusantara, Car Free Day Bershalawat, PesanTrend di Jakarta, Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Yogyakarta, dan yang akan terlaksana Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) di Jambi, 24-30 Oktober.

Menurut Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Ahmad Zayadi, pesantren merupakan pendidikan asli Indonesia yang lahir dari rahim rakyat. Makanya, peringatan hari santri ini merupakan pengakuan negara terhadap komunitas santri, terhadap komunitas pesantren pada hari ini dan terus ke depannya.

“Hari Santri mengingatkan kita semua, bahwa hari ini dan kedepan sangat luar biasa. Kita termasuk pribadi-pribadi yang bertanggungjawab untuk mengeratkan ke Indonesiaan kita, untuk merawat keberagamaan kita,” tutur Zayadi di kantornya di Jalan Lapangan Banteng No. 3-4 Jakarta Pusat, Kamis (19/10) pagi.

Khusus untuk peringatan Hari Santri tahun ini, lanjut Zayadi, Kementerian Agama RI mengangkat tema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Ia menilai tema tersebut sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini yang sedang menghadapi tahun politik.

“Keragaman identitas SARA di negeri ini sangat rentan konflik. Dengan perangkat keilmuan dan komitmen kebangsaan, santri punya peran tanggung jawab dan strategis untuk melakukan jihad perdamaian. Jihad untuk mengajak rukun, jihad untuk bersatu, jihad untuk menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.

Lebih jauh, kehadiran Presiden RI Jokowi, bagi Zayadi sangat penting, sebab Presiden RI sekarang berjasa mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri yang disusul dengan Deklarasi di Masjid Istiqlal Jakarta pada 22 Oktober 2015 silam.

“Hari Santri bukan hanya milik pesantren, tetapi juga milik bangsa Indonesia. Maka saya mengundang masyarakat dari berbagai kalangan untuk hadir pada malam puncak Hari Santri di Bandung. Semoga Hari Santri memberi inspirasi bagi kita semua,” harapnya.