Di Panggung IBF 2025, Prof. Syafiq Mughni: Jika Tertinggal Ilmu dan Akhlak Umat Islam tak Akan Jadi Khaira Ummah

Di Panggung IBF 2025, Prof. Syafiq Mughni: Jika Tertinggal Ilmu dan Akhlak Umat Islam tak Akan Jadi Khaira Ummah

Di Panggung IBF 2025, Prof. Syafiq Mughni: Jika Tertinggal Ilmu dan Akhlak Umat Islam tak Akan Jadi Khaira Ummah
PROF Syafiq Mughni dalam IBF 2025 Senayan

Islami.co (Jakarta) — Dalam seminar bertajuk “Seruan Ahlul Qiblat dan Pesan Persaudaraan” yang digelar oleh Majelis Hukama Muslimin (Muslim Council of Elders) di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) 2025, Prof. Syafiq Mughni menyampaikan pandangan mendalam mengenai tantangan besar yang dihadapi umat Islam saat ini. Ia menekankan bahwa status sebagai khaira ummah—umat terbaik—tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang otomatis.

“Umat Islam ditakdirkan sebagai umat yang terbaik. Tetapi itu bukan sesuatu yang taken for granted. Sebab, pada kenyataannya tidak selalu menggambarkan bahwa umat Islam ini adalah khaira ummah,” ujarnya di Panggung Utama Islamic Book Fair 2025 (Sabtu, 21 Juni 2025).

Menurut Prof. Syafiq, ada dua hal penting yang harus dimiliki umat Islam untuk benar-benar menjadi khaira ummah. Yang pertama adalah penguasaan ilmu pengetahuan.

“Kalau umat Islam memiliki pengetahuan yang rendah, atau yang sedang-sedang saja, maka ini tidak mungkin bisa bergerak menjadi khaira ummah. Sebab, dunia lain sudah maju sedemikian rupa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.

“Umat Islam kalau tertinggal tidak akan bisa memainkan peran sebagai khaira ummah,” tegasnya.

Faktor kedua yang tak kalah penting adalah akhlak dan moral. Ia mengingatkan bahwa ilmu dan akhlak tidak selalu berjalan seiring.

“Ilmu pengetahuan dan akhlak tidak selalu berjalan seiring atau paralel. Karena akhlak bisa jatuh bangun, mengalami fluktuasi. Masyarakat yang rendah ilmu pengetahuannya bisa jadi memiliki akhlak yang luhur. Sebaliknya masyarakat yang maju ilmu pengetahuannya, bisa jadi memiliki akhlak yang rendah. Jadi ada pasang surut dari akhlak,” paparnya.

“Di situlah kunci kemajuan bangsa. Di samping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada juga persoalan akhlak. Sesungguhnya kejayaan umat tergantung akhlaknya. Kalau akhlaknya hancur, hancur juga bangsa itu,” lanjutnya.

“Oleh karena itu, umat Islam yang disebut sebagai khaira ummah itu mesti punya ilmu pengetahuan yang luas dan kemajuan teknologi yang berkembang, serta akhlak,” sambungnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kualitas moral dalam menyikapi perbedaan di tengah umat Islam.

“Kualitas moral juga akan berpengaruh pada cara menyikapi perbedaan, apakah cenderung ekstrem kiri atau kanan, atau wasathiyah. Untuk bisa mempraktikkan Islam yang wasathiyah, perlu meningkatkan kualitas moral dan kualitas ilmu pengetahuan,” jelasnya.

“Semakin hari, kita harus semakin belajar dengan baik. Wawasan kita harus semakin luas. Sehingga tidak mudah untuk mendiskreditkan dan mengkafirkan orang lain,” pungkas Prof. Syafiq.

Syafiq Mughni tidak sendiri, di panggung ia ditemani oleh Alissa Wahid (Koordinator Jaringan Gusdurian) dan TGB Zainul Majdi.