Kehidupan manusia tidak selalu berjalan mulus. Ada banyak tantangan dan masalah yang datang silih berganti. Ada yang sabar menghadapi ujian hidup dan tak sedikit pula yang akhirnya menyerah dan merasa putus asa. Islam melarang umatnya untuk putus asa. Teruslah semangat dan optimis menghadapi masalah sebesar apapun juga.
Semangat optimistik inilah yang disampaikan dalam surat al-Insyirah. Surat ini mengajarkan bahwa dalam setiap kesulitan, sebesar apapun itu, pasti ada kemudahan. Prof. Quraish Shihab menjelaskan, “Tujuan surat al-Insyirah adalah untuk menanamkan rasa optimis, khususnya kepada orang yang ragu dan tidak stabil. Karena itu, ayat ini berbicara tentang anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad, yang tujuannya agar beliau beserta umatnya optimis menghadapi masa depan.”
Rasa optimis itu mesti dibarengi dengan hati yang lapang, supaya ia mampu menampung apapun masalahnya. Kalau hati kita sempit, rasa khawatir, cemas, dan pesimis akan selalu datang. Salah satu cara melapangkan hati adalah meminta kepada Yang Maha Menguasai hati manusia, yaitu Allah SWT. Caranya adalah dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hati manusia, kata Prof. Quraish, ibarat sumur. Kalau mau sumurnya dalam dan lebar, keluarkan batu dan kotoran yang ada di dalamnya. Demikian pula hati, kalau mau hati menjadi bersih, hindari kemaksiatan dan dosa yang dapat mengotori hati.
Merujuk surat al-Insyirah, kita harus menanamkan dalam diri kita bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahannya. Bahkan, dalam ayat itu, kata Prof. Quraish Shihab, redaksinya “bersamaan dengan kesulitan itu pasti ada kemudahan.”Jadi bukan setelah kesulitan ada kemudahan, tetapi bersamaan dengan kesulitan pasti ada kemudahan.
Dengan demikian, dalam bekerja dan berusaha, kita jangan hanya fokus pada kesulitannya, tetapi juga harus memperhatikan kemudahan yang akan didapat, supaya timbul semangat dan motivasi dalam bekerja.
Kemudian ayat ini juga menekankan, setelah kita mendapati kemudahan, bukan berati setelah itu berhenti bekerja. Terus lakukan pekerjaan itu, sampai kita sudah tidak mampu bekerja lagi, atau menuju usia yang sudah tidak produktif. Selagi kita masih bisa bekerja, tidak boleh untuk berhenti.
Terakhir, dalam proses menjalani kehidupan, jangan pernah lupa dengan Allah SWT. Selama kita selalu bersandar pada Yang Maha Kuasa, maka kemudahan akan selalu mengiri kesulitan yang didapan.
“Kalau anda mengaitkan diri anda dengan Tuhan, maka yakinlah dia akan memberi jalan keluar. Itu yang dinamakan dalam agama dengan taufik, kesesuaian antara kehendak manusia dengan tuhan. Optimislah dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya engkau berharap,” Tegas Prof. Quraish Shihab.