Harus diakui, gerakan 212 dan mereka yang mengaku alumni gerakan tersebut berjumlah cukup banyak. Bahkan, ketika membuat reuni di Monumen Nasional pada hari Sabtu (2/12) diikuti oleh puluhan ribu orang. Satu hal yang patut disyukuri, reuni itu berlangsung aman dan tertib.
Dunia maya pun ramai dengan aksi tersebut. Pelbagai tagar pun menghiasi seperti #Aksi21 #Alumni212 dan lain sebagainya.
Redaksi islami.co pun membuat pooling sederhana di media sosial, via twitter kami @islamidotco terkait aksi ini, dengan mengajukan tiga tesis pertanyaan, yakni: Apakah aksi reuni alumni 212 itu aksi politik, agama atau aksi tidak perlu?
Jawaban dari follower kami pun demikian. Jumlah pemilih meskipun kecil, tapi cukup untuk melihat pola ini sebagai sebuah kesan sebagian kaum muslim di twitter. Tentunya, sekali lagi, hal ini tidak bisa dijadikan ukuran sikap muslim di seluruh Indonesia.
Menurut teman-teman sekalian, Reuni 212 ini adalah aksi…
— Islami (@islamidotco) December 2, 2017
Dari hasil ini, ada 500 orang pemilih. 61 % menyebut gerakan reuni alumni 212 ini merupakan sebuah aksi politik, bukan agama yang hanya 4 % bahkan 35 % dari follower di islamidotco yang menyebut bahwa reuni aksi ini tidak perlu dilakukan.
Terkait hasil terakhir, hasil ini seoalah mengafirmasi beberapa komentar dari tokoh islam yang menyebut bahwa reuni aksi 212 ini tidak perlu dilakukan. Ada banyak sekali tokoh yang mengaku menolak ikut gelaran reuni ini, tapi paling tidak Muhammadiyah dan NU bisa jadi representasi dua ormas besar yang menolak gerakan ini.
Berikut kata Prof. Din Syamsudin (Muhammadiyah) sebagaimana rilis yang diterima islami.co
“Saya tidak ikut reuni tersebut karena saya bukan alumni, dan saya mempunyai pemahaman tentang permasalahan umat Islam serta pendekatan tersendiri dalam menanggulanginya dan dalam beramar makruf nahi munkar,” ujarnya.
Beliau pun menambahkan,”Masalah yang dihadapi umat Islam di Indonesia adalah masih adanya kelemahan infrastruktur kebudayaan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, informasi.
Maka, perjuangan yang relevan saat ini adalah mengatasi permasalahan tersebut. Semua sumber daya sebaiknya diarahkan untuk memperbaiki aspek-aspek kebudayaan tadi,” tuturnya.
Sedangkan KH. Ma’ruf Amin, yang juga merupakan Rais Aam PBNU mengatakan bahwa masalah ini sudah selesai. Lagipula, Ahok yang dianggap pemicu aksi aksi ini juga sudah dipenjara karena dianggap menistakan agama.
“Masalahnya kan udah selesai. Kenapa dibangkit-bangkit lagi? Selesai,” katanya seperti dikutip dari Tempo.co
“Sangat mungkin (ada unsur politik), karena ini dibangunkan lagi untuk apa? Masalah Ahok udah selesai. Berarti ada masalah lain yang ingin diusung, dibangun. Itu tak perlu, ya.”
Bahkan, beliau pun menuturkan bahwa aksi tersebut, bisa jadi berubah jadi agitasi, bukan tausiyah.