Pidato Amirul Hajj 2024 di Arafah: Semoga Indonesia Senantiasa Diberi Keberkahan

Pidato Amirul Hajj 2024 di Arafah: Semoga Indonesia Senantiasa Diberi Keberkahan

Pidato Amirul Hajj 2024 di Arafah: Semoga Indonesia Senantiasa Diberi Keberkahan

Islami.co, (Haji 2024) – Menteri Agama RI sekaligus Amirul Hajj 2024 Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato dalam pelaksanaan wukuf di Arafah, pada Sabtu (15/6/2024 M/9 Zulhijjah 1445 H) siang.

Di hadapan ratusan ribu jemaah haji Indonesia, Menag menekankan pentingnya kemaslahatan jemaah, khususnya lansia dan resiko tinggi, dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji.

Untuk mewujudkan hal itu, Kementerian Agama bersama sejumlah pihak berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan pelayanan dari tahun ke tahun.

Berikut adalah pidato lengkap Amirul Hajj 2024 saat di Arafah:

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum wr.wb.

—Salam penghormatan—

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, pada hari ini kita dapat melaksanakan Wuquf Arafah Tahun 1445H/2024M.

Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, jumlah jemaah haji asal Indonesia adalah yang terbesar di Tanah Suci ini.

Alhamdulillah sesuai dengan keputusan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi, pada tahun ini kuota jemaah haji Indonesia mengalami penambahan dari kuota asal 221.000 ditambah kuota tambahan sebanyak 20.000, jadi total keseluruhan sebanyak 241.000 jemaah.

Untuk itu, Pemerintah Republik Indonesia selalu berupaya secara serius untuk menyelenggarakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya.

Dengan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait di Indonesia maupun di Arab Saudi, Pemerintah terus melakukan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

Di sisi lain, penyelenggaraaan ibadah haji dilakukan di Arab Saudi yang tentunya memiliki kebijakan–kebijakan yang harus kita hormati terutama kebijakan yang tujuannya untuk peningkatan layanan kepada Jemaah haji. Komitmen, koordinasi dan kerjasama yang sinergis menjadi kunci untuk kelancaran penyelenggaraan ibadah haji.

Setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji selalu dievaluasi, dengan hasil berupa perbaikan dilakukan konsisten dan terarah baik meliputi aspek manajemen, keuangan, kualitas pelayanan, akuntabilitas dan pertanggungjawaban.

Penyelenggaraan ibadah haji pun diawasi secara berlapis baik oleh lembaga pengawas Pemerintah seperti Inspektorat Jenderal, BPK dan KPK, serta pengawasan langsung oleh DPR RI dan DPD RI.

Sesuai dengan maqashidus syari’ah, penyelenggaraan ibadah haji didasarkan pada semangat untuk menciptakan kemaslahatan bagi jemaah haji Indonesia, wa bil khusus jemaah lansia dan disabilitas, sesuai dengan tema Haji Ramah Lansia.

Maka, sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah Indonesia, penyelenggaraan ibadah haji disesuaikan dengan kaidah dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil mashalih, di mana menghindarkan mudharat atau hal-hal yang tidak baik haruslah diutamakan dibandingkan mendapatkan kebaikan-kebaikan.

Setiap layanan dan rangkaian ibadah haji ditentukan dengan pertimbangan kaidah di atas dan dengan mendengarkan pendapat para ulama Indonesia untuk memastikan semua tahapannya sesuai dengan syariat Islam.

Beberapa hal yang dilakukan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan ibadah haji antara lain:

a. Percepatan Keimigrasian (fast track) jemaah dilakukan di tiga embarkasi besar yaitu Jakarta, Solo dan Surabaya sehingga masa antrian di Bandara Saudi tidak lama;

b. Bimbingan Manasik Ibadah Haji, dilakukan secara intensif dan variatif, dengan berbagai pola seperti manasik sepanjang tahun, sapa jemaah, metode online dan ofline serta media manasik yang menarik dan kekinian;

c. Katering Jemaah Haji bercitarasa Indonesia; penggunaan bumbu masakan dan juru masak (chef) asal Indonesia. Selain untuk menjaga cita rasa khas kuliner Indonesia, ini berdampak meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri dan membangun ekosistem ekonomi haji yang prospektif;

d. Perubahan Batik jemaah haji; selain nilai estetis yang baik, perubahan model batik jemaah haji mempunyai makna tersendiri.

e. Layanan Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas; di mana tahun 2024 ini berjumlah kurang lebih 45.000 jemaah dengan layanan khusus yang terus ditingkatkan.

Saudara-saudara sekalian,

Semua langkah peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji ini dilakukan agar jemaah ibadah haji Indonesia dapat beribadah dengan sebaik-baiknya.

Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas komitmen dan kerja keras para petugas ibadah haji yang tak kenal lelah melayani para jemaah Indonesia.

Kami menyadari bahwa proses peningkatan kualitas bukanlah upaya sesaat, namun harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon perhatian kita semua untuk bersama-sama meningkatkan komitmen pada upaya perbaikan penyelenggaraan ibadah haji yang berkesinambungan.

Pada hari yang sangat mulia ini, di tempat dan saatul ijabah ini, mari kita bermunajat kepada Allah SWT, semoga negara dan bangsa Indonesia senantiasa diberi keberkahan, para jemaah haji Indonesia khususnya dijadikan sebagai haji mabrur, sehat wal afiyat sampai kembali ke Tanah Air.

Sekian dan terima kasih.

Wallahul muwafiq ila aqwamitthariq,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Baca Juga: Haji 2024: Teks Lengkap Khutbah Arafah 9 Dzulhijjah 1445 H oleh Habib Ali Hasan Bahar

Editor: M. Naufal Hisyam.