Pesilat Hanifan Yudani Memeluk Prabowo dan Jokowi Usai Rengkuh Emas Asian Games 2018

Pesilat Hanifan Yudani Memeluk Prabowo dan Jokowi Usai Rengkuh Emas Asian Games 2018

Olahraga menyatukan Prabowo dan Jokowi. Terima kasih kepada, Hanifan Yudan Kusumah atas emas dan pelukan magisnya.

Pesilat Hanifan Yudani Memeluk Prabowo dan Jokowi Usai Rengkuh Emas Asian Games 2018

Usai mengunci gelar juara dan medali emas cabang Pencak Silat di Asian Games 2018 (29/8), Pesilat Hanifan Yudani Kusumah berlari memakai bendera merah putih sambil melambai ke arah penonton. Ia tampak gembira dan sumringah. Berkali-kali pula bibirnya bergumam, bersyukur. Namun, ada momen magis, seperti kata Rendra ‘jeger’ Soedjono komentator acara yang terjadi di Padepokan Pencak Silat di TMII ini.

Momen ini terjadi tatkala Pesilat Yudani Hanifan berlari ke tribun dan menyapa penonton, lalu sepersekian detik setelahnya ia berlari ke tribun kehormatan. Di tribun tersebut ada beberapa tokoh, di antaranya adalah Presiden Jokowi dan Prabowo, yang juga ketua umum PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).

Yudani pun menyalami jokowi, lalu ia pun menyalami Prabowo yang duduk di samping Jokowi. Laiknya seorang anak, ia pun mencium tangan Prabowo dan memeluknya sangat erat. Lalu, momen magis itu pun tiba.

Yudani menggaet tangan Prabowo dan tangan kirinya meraih tangan Jokowi, kedua tangan tokoh itu pun disatukan dan keduanya dipeluk oleh pesilat itu. Sontak, hal ini pun membuat banyak orang kaget, berteriak histeris dan tidak menyangka. Momen ini pun menjadi sangat mengharukan.

https://www.youtube.com/watch?v=0MD6CFl6qAw

“Wooow…. Sebuah kearifan ini, Bung. karena medali emas (olahraga) ini menyatukan Jokowi dan Prabowo,” tutur Rendra.

Rendra seperti tidak percaya dengan peristiwa yang barusan ia lihat ini. Dua tokoh yang ‘dianggap’ berseberangan secara politik ini pun ternyata berangkulan bersama, dan tampak tidak ada rona kebencian maupun permusuhan sama sekali antar keduanya. Seolah memberi pesan penting kepada kita semua, olahraga menyatukan segala perbedaan.

“Ini adalah momen yang sangat indah bagi bangsa Indonesia. Hanif, kamu pahlawan Indonesia,” tambah Jeger.

Media Sosial kita pun riuh dengan dengan teriakkan ‘Hanif’ dan pentingnya momen ini persatuan ini. Sekaligus, jadi sesuatu yang mengharukan mengingat politik dianggap memecah Indonesia. Tentu publik tidak lupa politik 2014 dalam Pemilihan Presiden dan penuh dengan politik identitas di dalamnya.

Fihri Kamal, seorang komikus, misalnya, merasa bahwa momen ini mengharukan, sekaligus membahagian.

Akun Olahraga, Badmintalk, yang kerap membicarakan Bulu Tangkis dan segala perniknya, juga tak lepas dari euforia ini. “Pencak silat satukan Jokowi dan Prabowo,” cuitnya.

 

Lalu, jika kedua tokoh yang bakal maju di Pemilihan Presiden 2019 mendatang ini saja bisa berpelukan dan saling membahu untuk Indonesia, kenapa kita harus saling bertikai?