Para ulama mengklasifikasikan kiamat kepada dua macam: kiamat kecil (qiyamah al-shugra) dan kiamat besar (qiyamah al-kubra). Kiamat kecil ialah kematian. Bagi siapa yang sudah menemui ajal, sejatinya dia sudah mengalami kiamat kecil. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah yang berkata: “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW sembari bertanya perihal kiamat (al-sa’ah). Seketika itu juga, Rasul melihat kepada anak kecil yang berada di antara mereka dan berkata, ‘ Anak ini akan meninggal sebelum masa tuanya, hingga kalian akan menemui ajal masing-masing (‘alaikum sa’atukum)”, (HR: al-Bukhari dan Muslim). Mayoritas ulama memahami kata al’sa’ah dalam hadis ini dengan kiamat kecil, yang berati kematian.
Ibnu Katsir berpendapat bahwa kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan manusia di bumi, dan masuk kepada hari akhirat. Setiap orang yang meninggal, sebenarnya mereka sudah memasuki pintu akhirat. Dalam hal ini, Ibnu Katsir mengkritik pendapat orang ateis yang mengatakan kematian adalah kiamat yang tidak ada lagi kehidupan (kiamat) setelahnya. Berdasarkan keyakinan umat Islam, suatu saat umat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan pada satu tempat, peristiwa ini disebutkan dengan kiamat besar (qiyamah al-kubra).
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyamakan kiamat kecil dengan alam barzah (al-barzakh) atau tahap awal tempat kembali manusia (ma’ad al-awwal). Allah SWT menyediakan dua fase (tahapan) setelah manusia meninggal dunia, pada dua fase ini Allah SWT akan membalas setiap amalan baik dan buruk yang dikerjakan manusia semasa hidupnya. Fase pertama ialah perpisahan antara ruh dan badan, sebagai salah satu cara untuk masuk kepada fase pertama, Ibnu Qayyim mengistilahkannya dengan al-jaza` al-awwal (hari pembalasan tahap awal).
Sedangkan kiamat besar adalah pemusnahan seluruh kehidupan di muka bumi ini, berdasarkan firman Allah: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekel Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemulian “ (QS: al-Rahman, 21-22). Dalam ayat lain Allah berfirman: “………Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, Kecuali Allah” (QS: al-Qashash, 88). Setelah manusia dihancurkan, maka Allah SWT akan membangkitkan manusia dari kuburnya, mereka akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah mereka lakukakan. Pada hari itu tidak ada yang dapat membantu manusia kecuali iman dan amalan saleh. Allah SWT akan meyediakan surga bagi hambanya yang ta’at, dan memasukkan hambanya yang ingkar ke dalam api neraka.