Para ahli sejarah Nabi menulis performan fisik Nabi yang indah itu dengan detail. Salah satunya mengungkapkan seperti ini : “Paras mukanya manis dan tampan. Perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi, tetapi tidak pula pendek (Laisa bi althawil al-dzahib wa la bi al-qashir al-bain).
Bentuk kepalanya besar, berambut hitam kelam antara keriting dan lurus. Rambutnya tebal dibiarkan memanjang sampai ke pundak (Kana Yadhrib Sya’rahu ila al-Mankibain). Dahinya lebar dan rata (wasi’ al jabin), di atas alis mata yang lengkung, tebal dan bertaut. Sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi putih matanya ada garis-garis tipis kemerah-merahan.
Di pelupuk matanya tampak bayang-bayang hitam (eye shadow/Ak-hal al-‘ainain wa Laisa bi Ak-hal). Tatapan matanya tajam (Ad’aj al-‘Ainain), dengan bulu mata yang hitam-pekat. Hidungnya halus dan merata, (Thawil Qashbah al-Unf) dengan barisan gigi rata yang bercelah-celah (Mufallaj al-Asnan).
Cambangannya lebar (Ahdab al-Asyfar), lehernya jenjang, bersih dan indah (Kana ‘Unuqu Ibriq Fiqdhdhah). Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang (‘Azhim al-Mankibain). Warna kulitnya terang dan jernih, dengan dua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Tubuhnya selalu menebarkan wangi (Thayyib al-Raa-ihah wa al-‘Araq). Siapa yang memandangnya akan terpikat, siapa yang sering bersamanya akan makin cinta (Man ra-ahu badihatan Ha-bahu, wa Man Khaalathahu ma’rifatan ahabbahu).
Hasan bin Tsabit, penyair Nabi meringkas keindahan Nabi dalam senandung puisi pujian kepada Nabi dengan cara yang memukau:
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِى
وَأَجْمَلُ مِنكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَآءُ
خُلِقْتَ مُبَرَّأً مِنْ كُلِّ عَيْبٍ
كَأَنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَآءُ
Tak pernah ada mata yang melihat
Manusia setampan dirimu
Tak ada perempuan yang melahirkan
Manusia seelok rupamu
Engkau diciptakan bersih dari segala noda
Seakan-akan engkau menciptakan dirimu
Sebagaimana kehendakmu