Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan setelah membaca atau mendengar ayat sajdah, ayat sajdah sendiri dalam Al-Quran ada 14, sebagaimana berikut:
1. (Al-A’rof : 206) 2. (Al-Ra’du : 15) 3. (Al-Nahl : 50) 4. (Al-Isra : 109) 5. (Maryam : 58) 6. (Al-Haj : 18) 7. (Al-Haj : 77) 8. (Al-Furqan : 60) 9. (Al-Naml : 26) 10. (Al-Sajdah : 15) 11. (Fushilat : 38) 12. (Al-Najm : 62) 13. (Al-Insyiqaq : 21) 14. (Al-‘Alaq : 19).
Sebagian pendapat, sebagaimana dijelaskan dalam Raudhah al-Thalibin menyebutkan 15, dengan menambahkan ayat 24 dari surah Shad.
Adapun hukum asal melakukan Sujud Tilawah adalah sunah, berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim:
أنه صلى الله عليه وسلم كان يقرأ القرآن فيقرأ السورة فيها سجدة فيسجد ، ونسجد معه حتى ما يجد بعضنا موضعا لمكان جبهته
“Sungguh Nabi saw membaca alquran, beliau membaca surah yang terdapat ayat sajdah lalu beliau bersujud, kami pun ikut bersujud, hingga sebagian dari kami tak mendapat tempat untuk bersujud”
Namun ketika menjadi makmum dalam shalat, dan imamnya melakukan sujud tilawah, maka wajib mengikuti imam, jika tidak maka shalatnya batal. Begitu juga sebaliknya, jika imam tidak sujud tilawah, lalu ia sujud maka salatnya batal. Sebagaimana keterangan dalam Raudhah al-Thalibin:
يسن السجود للقارئ والمستمع له – إلى أن قال – وإذا سجد الامام، سجد المأموم. فلو لم يفعل، بطلت صلاته وإذا لم يسجد الامام، لم يسجد المأموم. ولو فعل، بطلت صلاته
“Disunahkan sujud tilawah bagi orang yang membaca ayat sajdah dan yang mendengarkan. Ketika dalam salat dan imam melakukan sujud tilawah, maka makmum wajib ikut sujud, jika tidak maka salatnya batal, jika imam tidak melakukan sujud tilawah, makmum tidak boleh melakukannya, jika makmum sujud, maka salatnya batal”
Cara melakukan sujud tilawah ketika dalam shalat adalah dengan melakukan sujud satu kali setelah membaca ayat sajdah, kemudian setelah sujud, kembali berdiri. Sedangkan ketika di luar salat, caranya sebagai berikut:
Pertama, niat sujud tilawah.
نَوَيْتُ سُجُوْدَ التِّلَاوَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sujudat tilawati lillahi ta’ala
Kedua, takbiratul ihram (membaca takbir).
Ketiga, sujud satu kali.
Keempat, duduk setelah sujud dan salam.
Sedangkan bacaan yang dibaca saat sujud tilawah adalah sebagaimana berikut:
سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بـِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْـخَالِقِيْنَ
Sajada wajhiya lilladzi khalaqaha wa shawwarahu wa syaqqa sam’ahu bihaulihi wa quwwatih. Fatabarakallahu ahsanul khaliqin.
Namun yang perlu diingat, sujud tilawah disunahkan ketika mendengar bacaan yang masyru’ saja. Pengertian masyru’ sendiri sebagaimana dalam Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Manhaj adalah sebagai berikut:
تسن سجدات تلاوة لقارئ وسامع قراءة مشروعة
( قوله : مشروعة ) بأن لا تكون حراما لذاتها كقراءة الجنب المسلم ولا مكروهة لذاتها كقراءة مصل في غير القيام
“Disunahkan sujud tilawah bagi orang yang membaca ayat sajdah dan yang mendengarkan ayat tersebut dengan bacaan yang masyru’. Yang dimaksud bacaan masyru’ adalah bacaan yang tidak haram, seperti bacaan orang islam yang berhadas besar (junub), dan bukan bacaan yang makruh, seperti membaca ayat sajdah saat shalat pada posisi selain berdiri”
Dari keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa tidak setiap kali mendengar bacaan ayat sajdah sunah untuk sujud, namun ada beberapa keadaan yang tidak disunahkan, yaitu ketika mendengar bacaan yang haram, seperti ketika dibaca orang yang junub. Atau bacaan yang makruh, seperti membaca ayat tersebut di waktu-waktu yang dimakruhkan melaksanakan shalat.
Wallahu A’lam.