Pengajian Gus Baha: Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 4 Tentang Makanan Halal

Pengajian Gus Baha: Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 4 Tentang Makanan Halal

Pengajian Gus Baha: Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 4 Tentang Makanan Halal

Pengajian Gus Baha tidak sepi dari jamaah. Salah satu dari beberapa pengajian beliau yaitu pengajian kitab Tafsir Jalalain. Berdasarkan penjelasan Gus Baha, tafsir dari surat al-Maidah (6:4) membahas terkait “Hewan Terlatih Berburu”. Di sini, Gus Baha menggarisbawahi pembahasan indikator-indikator atau batas hewan terlatih berburu tersebut dihukumi sebagai “Hewan Terlatih Berburu”. Sehingga, jika sudah memenuhi indikator dan kriteria ini, maka hasil buruan hewan tersebut adalah halal dimakan.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ ۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ ۖ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Mereka menanyakan kepadamu, ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’ Katakanlah, ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya).’  Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sungguh cepat hisab-Nya.

Hasil buruan dari hewan terlatih hukumnya “halal” dimakan. Akan tetapi, perlu hati-hati karena jika kita tidak mengetahui batasan dan indikator hewan tersebut termasuk dalam kriteria hewan terlatih, maka hal ini akan menjadi riskan dan hewan buruannya menjadi haram dimakan. Berikut adalah indikator dan batasan disebut sebagai hewan  terlatih yang halal buruannya:

  1. Hewan terlatih sudah diajarkan oleh majikannya menurut apa yang telah diajarkan Allah SWT. Seperti apa? Yaitu dengan menyebut nama Allah SWT saat melatihnya dan melepasnya untuk berburu serta saat memerintahnya berhenti berburu.
  2. Mematuhi perintah majikannya. Jika majikan memerintahkan hewan terlatih tersebut untuk berburu, maka hewan tersebut akan berangkat berburu (melaksanakan apa yang diperintah majikan). Dan, jika majikan memberikan perintah untuk berhenti berburu, maka hewan terlatih tersebut akan menghentikan pemburuannya. Hewan terlatih akan paham dan mengerti apa yang diperintahkan oleh majikannya, tidak hanya paham dan mengerti, tetapi juga dilaksanakan.
  3. Minimal uji coba kepatuhan hewan terlatih kepada majikannya adalah sebanyak tiga kali. Proses melatih berbeda dengan menguji coba. Proses menguji coba merupakan proses yang terjadi di medan sebenarnya. Hewan terlatih yang sudah diberikan treatment dan latihan harus diuji coba. Sebagai contoh, hewan terlatih tersebut diperintah untuk berburu dan menyudahi pemburuan. Kemudian, hewan terlatih ini selalu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh majikannya. Dan, uji coba tersebut dilaksanakan minimal sebanyak tiga kali. Sehingga jika uji coba berhasil sampai tiga kali, maka hewan terlatih ini sudah lulus ujian dan pantas disebut sebagai hewan terlatih berburu.
  4. Hasil buruan tidak dimakan dan tidak dibunuh oleh hewan terlatih. Karena jika hasil buruan dibunuh dan dimakan oleh hewan terlatih itu artinya bahwa hewan terlatih tersebut tidak melaksanakan perintah majikannya.

Dalam penjelasan tafsir surat al-Maidah (6:4) ini juga diselipkan pertanyaan, lalu bagaimana hukum buruan yang diburu dengan cara dipanah? Maka jawabannya adalah diilatkan dengan hewan terlatih berburu. Yaitu, jika saat sebelum memanah menyebutkan nama Allah maka hasil buruannya halal dimakan. Begitu sebaliknya.

Ajaran Islam itu khas. Semua manusia membutuhkan makan untuk energi. Semua nutrisi makanan tersebut juga sama-sama dicerna dalam tubuh. Prosesnya sama, ekskresinya sama. Lalu apa yang membedakan ajaran Islam dengan yang lain? Umat Islam memulai dan menyudahi makan dengan menyebut nama Allah SWT.

Sama halnya dengan tumbuhan yang sedang berbuah, sama-sama disirami air, tapi rasa buahnya kok berbeda? Secara ilmiah, proses penyerapan air dan zat hara oleh semua tumbuhan itu sama, tapi buahnya berbeda. Nah itu, hal tersebut karena Allah SWT adalah Dzat telah mengunggulkan rasa buah dari satu buah dengan buah yang lain. Islam itu khas. Dan saintis tidak pernah mengkaji sampai proses perbedaan rasa suatu buah dari buah yang lain.

Ayat ini memberikan kita pencerahan tentang Islam adalah agama yang khas dan berbeda dari ajaran agama yang lain, melalui penjelasan tafsiran tentang batasan suatu hewan dikategorikan sebagai “Hewan Terlatih” yaitu yang sudah dilatih oleh majikannya berdasarkan apa yang sudah Allah SWT ajarkan, yaitu dengan menyebut nama Allah SWT.