Pelajaran dari Kisah Nabi Daud AS dan Cacing Merah: Jangan Meremehkan Makhluk Allah SWT!

Pelajaran dari Kisah Nabi Daud AS dan Cacing Merah: Jangan Meremehkan Makhluk Allah SWT!

Nabi Daud AS pernah meremehkan seekor cacing, namun Allah SWT menegurnya.

Pelajaran dari Kisah Nabi Daud AS dan Cacing Merah: Jangan Meremehkan Makhluk Allah SWT!

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang mempunyai banyak keistimewaan, kadang memandang remeh hal-hal lain. Bahkan kadang mengklaim dirinya paling baik diantara ciptaan Allah SWT yang lainnya. Sehingga muncul sikap bahwa yang diciptakan Allah SWT selainnya tidak mempunyai manfaat, akan tetapi hal tersebut sama sekali tidak benar.

Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulubpernah menceritakan kisah Nabi Dawud AS dan seekor cacing merah. Dalam kitabnya tersebut, Imam Ghazali mengisahkan suatu ketika Nabi Daud AS sedang duduk di atas tempat peribadahannya, sambil membaca kitab Zabur.

Pada saat itu pula, Nabi Dawud AS melihat seekor cacing merah yang ada di tanah di bawah tempat duduknya, dan merasa kaget. Kemudian Nabi Dawud AS berkata dalam  hatinya; “Apalah yang Allah SWT kehendaki dari menciptakan hewan cacing seperti ini?”.

Dengan izin Allah SWT, cacing merah tersebut kemudian berkata kepada Nabi Dawud AS; “Wahai Nabi Allah, bukankah di waktu siangku Tuhanku mengilhamiku untuk mengucapkan “Subhanallah Wal Hamdulillah Wa Laa Ilaaha Illallah Wallahu Akbar” di setiap harinya.

Kemudian di waktu malamku, Tuhanku mengilhamiku untuk mengucapkan “Allahumma Sholli ‘Alaa Muhammad, Nabiyyul Ummi Wa ‘Alaa Aalihi Wa Shahbihi Wa Sallim,” di setiap malamnya. Sedangkan  apa yang engkau ucapkan itu? Sehingga aku yang seekor cacing ini bisa mengambil manfaat dari ucapanmu?.

Mendengar apa yang diucapkan oleh seekor cacing merah tersebut, Nabi Dawud AS merasa kaget dan menyesal, karena telah menghina ciptaan Allah SWT. Nabi Dawud AS pun merasa takut, kemudian bertaubat dan bertawakkal kepada Allah SWT.

Apa yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini tidak ada yang sia-sia, semua diciptakan sesuai dengan kehendak Allah SWT, dan mempunyai manfaat dan keistimewaannya masing-masing. Keberadaan cacing yang tidak nampak dan kelihatan tidak ada gunanya, justru mendapat kedudukan di sisi Allah SWT sebagai makhluk yang ditugasi untuk berdzikir dan mendoakan Nabi Muhammad SAW.

Lalu bagaimana dengan keberadaan kita sebagai manusia, yang mempunyai banyak manfaat. Manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dengan diberi keistimewaan akal untuk berfikir dan diberi kesempurnaan fisik, kemudian diberi tuntunan wahyu dan dipilih sebagai khalifah di bumi Allah SWT tentu memiliki kedudukan yang mulia di hadapan Allah SWT. Akan tetapi kedudukan tersebut akan hilang seketika jika kita sebagai manusia suka meremehkan sesama ciptaan Allah SWT.

Allah SWT menciptakan semua makhluk di dunia ini adalah untuk saling memberi manfaat, bukan untuk meremehkan satu sama lainnya. Kisah Nabi Dawud AS dengan seekor cacing merah adalah bukti bahwa manusia dilihat bukan hanya dari ketaatan ibadahnya kepada Allah SWT, tetapi juga bagaimana bisa saling memberikan manfaat dan menghargai sesama ciptaan-Nya.

Selain itu, kisah di atas juga memberi pelajaran penting bagi kita bahwa apa yang dilihat Allah SWT bukan dari jabatan yang kita punya, seberapa banyak harta yang kita miliki, setinggi apa derajat pendidikan yang kita punyai, dan seberapa banyak pujian dari manusia yang kita dapatkan.

Nabi Dawud AS yang mempunyai pangkat tinggi yaitu sebagai Nabiyullah saja mendapat teguran dari Allah SWT ketika meremahkan apa yang diciptakan oleh Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita manusia biasa yang kadang atau bahkan sering meremehkan orang lain yang derajatnya berada di bawah kita.

Kisah di atas juga menjadi petunjuk untuk selalu mengingat Allah SWT, memperbanyak bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta merenungkan bahwa semua yang diciptakan Allah SWT di dunia ini tidak ada yang sia-sia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 191.