Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bela sungkawa dan duka cita kepada para korban kerusuhan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan (1 Oktober 2022).
Selain menyampaikan bela sungkawa, PBNU juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal.
Hal ini diungkapkan oleh K.H Ahmad Fahrur Rozi selaku Ketua PBNU dan sekaligus pengasuh Ponpes An-Nur Bululawang Malang melalui press rilis yang diterima awak media.
“PBNU akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal senilai Rp 5 juta per orang yg akan disalurkan melalui pengurus PCNU kota dan kabupaten Malang,” tutur K.H Ahmad Fahrur Rozi.
Santunan tersebut akan diserahkan secara simbolis oleh Ketua Umum PBNU pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Bantuan tersebut merupakan partisipasi dari Jusuf Hamka, Ketua PBNU yang juga merupakan pengusaha jalan tol.
Pemberian santunan kepada para korban Kanjuruhan bertujuan untuk meringankan masyarakat, khususnya keluarga korban di tengah situasi ekonomi yang sangat sulit.
Ramai-ramai Galang Dana untuk Korban Kanjuruhan
Selain PBNU, beberapa komunitas juga menggalang dana untuk para korban. Gusdurian Peduli salah satunya. Alissa Wahid, Kordinator Jaringan Gusdurian dalam salah satu tweetnya mengajak masyarakat untuk mengulurkan tangan, membantu keluarga korban.
“Mari kita ulurkan tangan. GUSDURIAN peduli mengajak Anda berbagi kasih pada saudara-saudara kita,” tulis Alissa Wahid dalam akun Twitter resminya.
Tidak ada sepak bola senilai nyawa manusia…
Hati tersayat oleh tragedi Kanjuruhan.
Mari kita ulurkan tangan. GUSDURIAN peduli mengajak Anda berbagi kasih pada saudara-saudara kita. pic.twitter.com/B6lzcYUooz— Alissa Wahid (@AlissaWahid) October 2, 2022
Jaringan Gusdurian juga mengeluarkan beberapa sikap terkait tragedi Kanjuruhan. Gus Durian menyebut bahwa yang dibutuhkan dalam menyikapi peristiwa di Kanjurahan adalah sense of crisis. Selain menyampaikan bela sungkawa, Gusdurian mengajak masyarakat untuk tidak menyudutkan para korban (victim blaming).
Perlu Investigasi Hingga Tuntas
Ketua Umum Muhammadiyah, Haidar Nashir menyebut bahwa perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu, karena kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global.
“Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” ujar Haedar dikutip dari situs resmi Muhammadiyah.
Haedar menyesalkan peristiwa tragis tersebut. Menurutnya, cara dan tindakan dalam menangani kerusuhan tersebut sangat disayangkan, seharusnya jika bisa ditangani dengan baik tidak akan terjadi korban meninggal yang besar.
“Kami menyesalkan petistiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” ungkap Haedar. (AN)