Badan bantuan PBB untuk Palestina atau UNRWA menyerukan pembukaan blokade terhadap Gaza. Pernyataan ini menyusul keprihatinannya terhadap berhentinya pembangkit listrik dan larangan memasukkan bahan bakar ke wilayah gaza.
“Penutupan pembangkit listrik menyebabkan pasokan listrik turun menjadi dua hingga tiga jam per hari, diikuti dengan gangguan selama 20 jam. Hal itu akan berdampak negatif pada kesejahteraan dan keselamatan masyarakat Gaza. Ini juga akan berdampak buruk pada pelayanan vital Gaza, termasuk rumah sakit, sehingga membahayakan nyawa dan kesehatan hampir dua juta orang, termasuk 1,4 juta pengungsi Palestina,” kata badan PBB itu dalam siaran pers seperti dilansir laman wafa.ps
Badan PBB itu juga menekankan bahwa pengiriman semua kiriman bantuan, dalam hal ini bahan bakar untuk listrik, tidak boleh dicegah. “Kami menghimbau semua pihak terkait untuk menjaga pasokan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk sipil,” kata Direktur Urusan UNRWA di Gaza, Matthias Schmale.
Ditambahkan oleh Mattias bahwa pihaknya prihatin dengan tindakan menghukum penduduk sipil seperti penutupan zona penangkapan ikan serta meningkatnya serangan udara selama lebih dari sepuluh malam berturut-turut. “Semua pihak harus menunjukkan pengekangan yang maksimal dan melindungi penduduk sipil dengan menghormati martabat dan hak asasi manusia mereka,” tambah Schmale.
Selama dua minggu terakhir ketegangan semakin meningkat. Pasukan Israel dengan senjatanya memborbardir wilayah Gaza yang dianggap sebagai sarang militan. Eskalasi militer yang semakin meningkat ini membuat dua juta penduduk miskin semakin sulit.