Saat merayakan Kamis Putih di pusat pengungsi Castelnuovo di Porto, tak jauh dari Roma, Italia, pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus, membasuh kaki sejumlah warga pengungsi non-kristiani, di antaranya Muslim dan Hindu. Di tengah sentimen anti-muslim yang menguat di Eropa paska pengeboman di Paris dan Brussels, tindakan Paus Fransiskus seolah penegasan bahwa Katolik Roma tidak punya masalah dengan umat muslim.
“Kita berbeda kultur dan agama, tapi kita bersaudara dan ingin hidup dalam kedamaian,” kata Paus Fransiskus dalam kesempatan tersebut.
Sikap tersebut juga menegaskan bahwa Gereja Katolik Roma tidak setuju dengan kampanye kebencian yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok anti-Islam dan anti-imigran di Eropa dan sekaligus pernyataan bahwa semua umat beragama sudah selayaknya mengembangkan sikap saling bersaudara.
Di masa-masa sebelumnya, perayaan Kamis Putih hanya diikuti oleh umat Katolik atau mereka yang dibaptis. Tapi di masa Paus Fransiskus, mereka yang bukan Katolik diperbolehkan mengikutinya. Paus Fransiskus juga menyalami hampir semua pengungsi dan imigran di Castelnuovo di Porto yang berjumlah lebih dari 800 orang. Banyak dari mereka yang menangis haru atas sikap kasih dan keterbukaan Paus Fransiskus atas keberadaan mereka di Italia.
Paus asal Argentina yang dikenal sangat memperhatikan nasib orang kecil tersebut memang membawa sejumlah perubahan pada Katolik Roma, dan tak jarang kontroversial. Ia pernah mengeluarkan pernyataan yang memancing banyak penafsiran, “Aku percaya Tuhan, tapi bukan Tuhan Katolik.” (SA)