
Populix menemukan bahwa 82% responden memilih kue kering nastar sebagai kukis Lebaran terfavorit. Riset ini dilakukan melalui platform Poplite kepada 979 orang responden millennial dan gen-Z yang didominasi oleh tingkat ekonomi menengah ke atas.
Populix menemukan ada dua faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen sebelum melakukan pembelian kue kering. Faktor pertama adalah rasa, yang diungkapkan oleh hampir seluruh responden. Selanjutnya adalah faktor harga yang dipertimbangkan oleh 72%.
“Populix melihat bahwa tahun ini tren kue kering viral sudah tidak terlalu relevan bagi para pembeli muda dalam pembelian kue kering. Selain rasa dan harga, mereka cenderung lebih mempertimbangkan kebersihan, tampilan dan kemasan, juga bahan baku,” jelas Indah Tanip, VP of Research Populix.
Apabila ditelisik dari sisi harga, mayoritas milenial dan gen-Z merasa bahwa harga kue kering paling pas berada di rentang Rp50.000 hingga Rp75.000 setiap toples/kemasan. Meskipun begitu, sebagian tetap akan membeli apabila harga yang dipatok sampai dengan Rp100.000.
Kemudian mayoritas milenial dan gen-Z mengaku akan membeli lebih dari tiga toples/kemasan tahun ini, dengan kecenderungan pembelian di atas lima toples/kemasan.
“Penobatannya menjadi yang terfavorit tidak menjamin kue kering nastar menjadi yang paling laris di pasaran. Pasalnya dengan proses pembuatan yang lebih rumit dan sulit, kue kering ini cenderung memiliki harga yang lebih tinggi. Karena itu kami menyarankan para produsen untuk lebih berfokus pada rasa dan memastikan harga yang terjangkau bagi mayoritas konsumen. Terlebih melihat peluang penjualan kue kering yang masih cukup stabil tahun ini,” akhir Indah.
(AN)