Pandangan Ulama Empat Mazhab Terkait Mengadakan Maulid Nabi SAW

Pandangan Ulama Empat Mazhab Terkait Mengadakan Maulid Nabi SAW

Pandangan Ulama Empat Mazhab Terkait Mengadakan Maulid Nabi SAW
Kaligrafi bertuliskan nama Nabi Muhammad

Mengadakan peringatan maulid Nabi SAW termasuk tradisi dan kebiasan ulama salafus shalih. Setiap bulan Rabiul Awal, mereka memeriahkan peringatan maulid dengan pembacaan sejarah kelahiran Nabi SAW, kepribadiannya, akhlak luhurnya, dan keutaman-keutamannya dibanding nabi dan rasul yang lain.

Selain itu, mereka memeriahkan dengan mengumpulkan banyak orang, menyajikan hidangan, memakai pakaian bagus dan wewangian dan lain sebagainya. Dalam kitab I’anatut Thalibin disebutkan bahwa Imam Hasan Al-Bashri pernah berkata;

وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لانفقته على قراءة مولد الرسول

“Seandainya aku memiliki emas seumpama gunung Uhud, niscaya aku akan menafkahkan seluruh untuk membaca maulid Rasulullah SAW.”

Baca juga: Sejarah Perayaan Maulid Nabi SAW

Bahkan hampir semua ulama dari empat mazhab melakukan dan menganjurkan untuk mengadakan peringatan maulid Nabi SAW. Imam Ibnu Al-Hajj dari kalangan ulama mazhab Maliki berkata dalam kitabnya Al-Madkhal berikut;

فكان يجب أن نزداد يوم الاثنين الثاني عشر من ربيع الأول من العبادات والخير شكرا للمولى على ما أولانا من هذه النعم العظيمة وأعظمها ميلاد المصطفى صلى الله عليه وسلم

“Menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan di hari Senin 12 Rabiul Awal sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah Dia karuniakan kepada kita. Tentu nikmat yang paling agung adalah lahirnya Nabi SAW.”

Imam Ibnu Abidin dari kalangan ulama mazhab Hanafi berpendapat terkait mengadakan maulid nabi sebagai berikut;

فالاجتماع لسماع قصة صاحب المعجزات عليه افضل الصلوات واكمل التحيات من افضل القربات لما يشتمل عليه من المعجزات وكثرة الصلوات

“Maka berkumpul untuk mendengarkan kisah pemilik mukjizat, semoga kepadanya tercurah rahmat yang paling utama penghormatan paling sempurna, termasuk ibadah yang paling utama karena di dalamnya terkandung mukjizat dan banyak membaca shalawat.”

Baca juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap dan Cerita Orang-orang yang Merayakannya

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dari kalangan ulama Syafii berkata;

والحاصل ان البدعة الحسنة متفق على ندبها وعمل المولد واجتماع الناس له كذلك اي بدعة حسنة

“Kesimpulannya bahwa bid’ah hasanah telah disepakati kesunnahannya oleh para ulama. Melakukan maulid dan berkumpul untuk memeriahkan maulid juga termasuk bid’ah hasanah.”

Imam Ibnu Al-Jauzi dari kalangan ulama mazhab Hanbali berkata;

من خواصه أنه أمان في ذلك العام وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام

“Di antara keistimewaan maulid Nabi SAW adalah sebagai benteng keamanan (dari musibah) pada tahun itu, segera mendapat kabar gembira dengan mendapatkan kebutuhan dan keinginan.”

Demikian pendapat dan komentar ulama empat mazhab terkait mengadakan maulid Nabi SAW. Mereka semua menganjurkan agar peringatan maulid Nabi SAW diadakan setiap bulan Rabiul Awal. Selain agar mendapat syafaat dari Nabi SAW, juga agar terhindar dari berbagai musibah dengan keberkahan memperingati kelahiran Nabi SAW.