One Day One Hadis: Siksaan Paling Ringan di Neraka

One Day One Hadis: Siksaan Paling Ringan di Neraka

One Day One Hadis: Siksaan Paling Ringan di Neraka

Orang yang beramal baik selama hidup di dunia akan mendapat ganjaran berupa surga di akhirat nanti, sebaliknya orang yang semasa hidupnya penuh keburukan akan mendapat siksa api neraka. Surga dan neraka diciptakan untuk memotivasi manusia ibadah dan meninggalkan larangan Allah SWT. Bagaimana keindahan surga dan pedihnya siksa api neraka banyak dijelaskan dalam al-Qur’an dan hadis.

Misalnya, dalam hadis riwayat Muslim digambarkan siksa neraka paling ringan adalah memakai sandal api neraka. Kalau pakai sandal itu, otak langsung mendidih saking panasnya. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ يَغْلِي دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ

Artinya :

“Sungguh, penduduk neraka yang paling ringan siksanya, adalah seseorang yang memakai dua sandal dari neraka sementara otaknya mendidih disebabkan panasnya.” (HR: Muslim)

Hadis di atas memberitahu kita semua bahwa siksa ahli neraka yang paling ringan adalah dipakaikan dua sendal dari api neraka yang dapat membuat otak mendidih akibat dari panasnya sendal tersebut. Yang paling ringan saja seperti itu, apalagi yang paling berat.

Dalam riwayat lain disebutkan, “Penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Ia memakai sendal yang keduanya dapat mendidihkan otaknya” (HR. Muslim). Yang mendapatkan siksaan paling ringan kelak di neraka adalah Abu Thalib, paman Rasulullah. Beliau wafat sebelum memeluk Islam, namun beliau mendukung dan membela Rasullullah dalam menjalankan dakwahnya.

Dalam hadis lain disebutkan juga bahwa Rasulullah SAW berharap memberikan syafaatnya kelak di hari kiamat untuk Abu Thalib, namun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat: ada yang mengatakan hadis tersebut bertentangan dengan firman Allah surat al-Mudatsir ayat 48 yang berati, “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat”.

Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani hal tersebut merupakan pengecualian bagi Abu Thalib. Dalam kitab Fathul Bari dijelaskan bahwa maksud surat al-Mudatsir ayat 48 berbeda dengan hadis di atas.  Ayat tadi maksudnya ialah dikeluarkan dari neraka, sedangkan yang ada di dalam hadis maksudnya diberikan keringanan untuk siksaan.

[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]