Novel Spiritual Ibnu Arabi Pemenang The International Prize for Arabic Fiction

Novel Spiritual Ibnu Arabi Pemenang The International Prize for Arabic Fiction

Novel Spiritual Ibnu Arabi Pemenang The International Prize for Arabic Fiction

“A Death Small mengeksplorasi kehidupan dan pemikiran Ibn ‘Arabi. Dengan bahasa yang menawan, novel ini ini menyoroti pandangan Ibn ‘Arabi tentang cinta spiritual dalam bentuknya yang paling halus. Kehidupan Ibn ‘Arab sebagai manusia terus berkembang dan terbentuk dengan latar belakang periode sejarah yang penuh gejolak yang penuh dengan peperangan dan konflik.”

Demikian ungkapan ketua dewan juri The International Prize for Arabic Fiction Sahar Khalifeh tentang novel A Death Small karya Mohamammad Hasan Alwan. Atas kemenangan ini Alwan berhak menerima hadiah sebesar 50.000 dolar. Pria kelahiran Riyadh, Saudi Arabia ini kini tinggal di Toronto Kanada. Dalam sambutannya, dia mengatakan mungkin ada pembaca yang merasa aneh dengan kisah Ibn Arabi “ Saya lahir di Riyadh tapi sekarang tinggal di sudut dunia yang dingin di Kanada. Saya sadar ada warisan dan budaya lama harus saya yang ingin ditulis kembali,” tuturnya.

Seperti di lansir The Guardian novel A Small Death merupakan kisah spriritual Ibnu Arabi. Ia adalah seorang tokoh tasawuf yang sampai sekarang masih terus didiskusikan pandangan-pandangannya. Dalam novelnya, Alwan menceritakan kisah hiudp Inu Arabi mulai dari lahir hingga wafatnya di Damaskus rahun 1240. Tidak hanya itu sisi perjalanan sufistik Ibnu Arabi dari Andalusia ke Azerbaijan ada dalam novel ini. Ibn ‘Arabi adalah tokoh kontroversial dalam sejarah sekaligus pemimpin spiritual terdepan dalam tasawuf. Sebelumnya, Alwan telah menulis lima novel, yang juga membawa namanya pada daftar pendek penghargaan lewat novel ‘The Beaver’ di tahun 2013.

Penghargaan The International Prize for Arabic Fiction ini telah berlangsung selama 10 tahun. Tahun ini ada 186 novel di 19 negara yang masuk seleksi. Alwan mengahalkan mengalahkan enam buku lainnya karya Najwa Binshatwan (Libya), Ismail Fahd Ismail (Kuwait), Elias Khoury (Lebanon), Mohammed Abdel Nabi (Mesir) dan Saad Mohammed Raheem (Irak).